Sidang Perdana Irman Gusman Digelar Selasa Pekan Depan

Dengan telah dilimpahkannya berkas perkara ke Pengadilan Tipikor, status tersangka Irman sudah berubah menjadi terdakwa.

oleh Liputan6 diperbarui 03 Nov 2016, 05:37 WIB
Diterbitkan 03 Nov 2016, 05:37 WIB
20161011-Datang ke KPK, Irman Gusman Menolak Diperiksa-Jakarta
Mantan Ketua DPD, Irman Gusman menolak memberi komentar usai keluar dari Gedung KPK, Jakarta, Selasa (11/10). Melalui kuasa hukumnya, Razman Arief Nasution, Irman Gusman enggan diperiksa lantaran sedang tidak enak badan. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta Sidang perdana mantan Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Irman Gusman akan digelar pada 8 November 2016 di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

"Sidang perdana untuk perkara Irman Gusman akan digelar pada Selasa, 8 November 2016 dengan agenda pembacaan dakwaan," kata Humas Pengadilan Tipikor Jakarta Yohannes Priyana di pengadilan Tipikor Jakarta seperti dikutip Antara, Rabu (2/11/2016). 

Berkas perkara Irman sendiri sudah dilimpahkan jaksa penuntut umum (KPU) KPK dengan No 112/pid/sus/TPK/2016/PNJKT.PST pada 28 Oktober 2016.

Sidang akan dipimpin oleh ketua majelis hakim Nawawi Pamolango, dengan hakim anggota Jhon Halasan Butarbutar, Franky Tambuwun, Ansyori Syaifuddin dan Muhammad Idris M Amin.

Pada sidang putusan praperadilan Irman Gusman di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan Rabu kemarin, hakim tunggal I Wayan Karya menggugurkan gugatan permohonan Irman Gusman karena berkas perkara sudah dilimpahkan ke pengadilan Tipikor.

Sehingga status tersangka sudah berubah menjadi terdakwa dan tugas-tugas serta kewenangan dari penyidik sudah selesai dan akan menjadi kewenangan majelis hakim tindak pidana korupsi.

Ketua majelis dalam perkara Irman yaitu Nawawi Pamolango saat ini menjabat sebagai Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Timur. Nawawi pernah menjadi ketua majelis hakim dalam perkara suap pengurusan kuota impor daging sapi di Kementerian Pertanian dan tindak pidana pencucian uang yang dilakukan orang dekat mantan presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq yaitu Ahmad Fathanah dan menjatuhkan vonis ke Fathanah selama 14 tahun penjara.

Dalam perkara ini, Irman diduga menerima Rp 100 juta dari Direktur Utama CV Semesta Berjaya Xaveriandy Sutanto dan istrinya Memi sebagai ucapan terima kasih karena Irman memberikan rekomendasi kepada Bulog agar Xaverius dapat mendapatkan jatah untuk impor tersebut.

Irman Gusman disangkakan Pasal 12 huruf a atau pasal 12 huruf b atau pasal 11 UU No 31 tahun 1999 sebagaimana diubah dengan UU No 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi mengenai pegawai negeri atau penyelenggara negara yang menerima hadiah dengan hukuman maksimal 20 tahun penjara dan denda paling banyak Rp 1 miliar.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya