Komentar Ahok soal KM Zahro Expres Terbakar

Ahok yakin dengan sistem seperti Transjakarta tidak akan ada yang "bermain". Dalam hal ini tak akan ada penumpang gelap di kapal penumpang.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 03 Jan 2017, 08:01 WIB
Diterbitkan 03 Jan 2017, 08:01 WIB
20160719- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama-Ahok- Herman Zakharia
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama saat menerima kunjungan pemain dan kru film 3 Srikandi, Jakarta, Selasa (19/7). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, yang sedang cuti untuk kampanye Pilkada DKI 2017, angkat bicara terkait tragedi Kapal Motor Zahro Expres. Menurut dia, ada yang salah dengan Sistem Operasional Prosedur (SOP) kapal.

"Memang saya sudah katakan, ini sudah enggak bener angkutan kapal. Keselamatan kapal, ada yang tidak punya radio, semua udah enggak bener," ujar Ahok usai blusukan di Semper Barat, Cilincing, Jakarta Utara, Senin (2/1/2017).

Ahok menganggap,kapal yang mengangkut lebih dari 200 orang tersebut memang sudah tidak sesuai standar. Terutama mengingat kapal terbakar bukan kejadian pertama kali.

"Kapalnya memang sudah enggak standar, kalau menurut saya, ya. Karena sudah beberapa kali kejadian, penumpang kepenuhan, overload, enggak ada pelampung, enggak ada standar, enggak ada radio. Cuma ini saya enggak tahu akibatnya apa, korsleting katanya," dia memaparkan.

Ahok mengaku sejak 2015 dirinya sudah mengubah usaha kapal yang terhubung dengan Transjakarta.

"Saya sejak 2015 Transjakarta mengubah jenis usaha, salah satunya jenis usaha angkutan. Makanya, sejak tahun lalu pun kita sudah membuat orang dari Pulau Seribu naik ke daratan, langsung naik Transjakarta gratis," ujar dia.

Tak hanya itu, Ahok mengaku sejak dua tahun lalu sudah meluncurkan Kapal Sabuk Nusantara yang berangkat dari Sunda Kelapa. Kapal tersebut menelusuri Kepulauan Seribu.

"Sekarang Kapal Sabuk Nusantara, kan, telusuri semua Pulau Seribu. Nah, saya lagi minta satu lagi supaya tiap pagi itu dari Pulau Seribu ke Jakarta, dari Jakarta ke Pulau Seribu," kata dia.

Ahok sudah lama memperhatikan kasus-kasus angkutan umum seperti Metromini, Kopami, Kopaja, dan kapal-kapal yang menjadi usaha milik perseorangan.

"Kalau kita tambah kapal yang baik, mereka akan bangkrut, kasihan. Tapi dibiarkan juga, enggak mampu memenuhi standar. Makanya, kami mau ambil alih dengan cara pola Transjakarta," tutur dia.

"Transjakarta kan kita bayar rupiah per kilometer, kalau kapal kita bayar rupiah per mil. Nah, kita lagi mengkaji aturannya. Transjakarta saya kira akhir bulan ini selesai. Saya targetkan, kapal-kapal itu dibayar rupiah per mil oleh PT Transjakarta," Ahok menambahkan.

Integrasi dengan Transjakarta

Ahok yakin dengan sistem seperti Transjakarta tidak akan ada yang "bermain". Dalam arti tidak akan ada penumpang gelap di kapal penumpang.

"Karena semua kan standar. Bayarnya pakai kartu, persis bus. Malahan orang KTP Pulau Seribu, begitu naik enggak bayar bus," kata dia.

Terkait pengadaan, Ahok menyebutkan akan seperti Transjakarta yang terus ditambah. Jadi, kata dia, silakan saja kalau ada pihak swasta yang siap ikut proyek ini, asal mereka bisa membangun kapal yang baik.

"Jadi, kalau swasta masuk, kita bayar. Jadi mereka kita paksa membangun kapal standar yang kita mau. Dia bisa ngutang bank, kita Bank DKI pinjemin, kita bayarnya rupiah per mil. Ada atau tidak ada penumpang kita bayar," dia memaparkan.

Terkait pengecekan rutin terhadap kapal, Ahok melanjutkan, juga akan sama seperti Transjakarta. Semua harus memberikan yang terbaik bagi warga Jakarta.

"Makanya nanti sama kayak bus Transjakarta kan, yang buatan enggak bener, langsung kebakar juga kan? Itu yang saya katakan, buat orang Jakarta harus kasih yang terbaik, kalau kapal dari Transjakarta nanti semua standar. Sama kayak kita bus, saya tanya kamu, Scania ada yang masalah enggak? Enggak pernah ada masalah," Ahok mencontohkan.

Kapal Zahro Expres terbakar di perairan Kepulauan Seribu, setelah berjalan sekitar satu mil dari Pelabuhan Muara Angke, Pluit, Jakarta Utara, pada Minggu, 1 Januari 2017. Akibat insiden itu, 23 penumpang meninggal, 17 luka-luka, 17 lainnya masih hilang, serta lebih dari 200 orang selamat.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya