Liputan6.com, Jakarta - Direktorat Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM menelusuri kabar Siti Aisyah (25), tersangka pembunuhan kakak tiri Kim Jong-un yaitu Kim Jong-nam, yang pernah menetap di China.
"Sampai sekarang kita masih menunggu hasil validasi paspor Siti oleh atase imigrasi di KBRI Malaysia," kata Kabag Humas Ditjen Imigrasi Agung Purnomo saat dihubungi Liputan6.com, Jumat (17/2/2017).
Baca Juga
Perlunya mengkonfirmasi keaslian paspor Siti adalah untuk memudahkan pelacakan lalu lintas imigrasi yang dilalui perempuan asal Serang tersebut.
Advertisement
"Kalau sudah konfirm paspor tersebut asli, maka dapat dilacak jalur dan frekuesi perjalanannya," Agung menjelaskan.
Dilansir The Star dengan mengutip China Press, keberadaan Siti Aisyah dan Doan Thi Huong (Warga Negara Vietnam), di China dan menetap di negeri tirai bambu tersebut selama tiga bulan sebelum 'penugasan yang mematikan' itu.
Laporan itu mengindikasikan bahwa orang yang dianggap teman oleh kedua perempuan itu adalah mata-mata yang memperkenalkan Doan ke empat orang. "Teman" inilah yang tengah diburu polisi sehubungan dengan pembunuhan itu.
Siti Aisyah terlibat ketika Doan diminta oleh seorang pria untuk menemukan pasangan untuk membuat video prank atau lucu-lucuan.
Kedua wanita, yang kenal satu sama lain, ternyata berlatih berkali-kali untuk mengejutkan seorang pria hingga mahir.
Laporan itu juga mengatakan bahwa Siti Aisyah ditugasi menggunakan saputangan untuk menutupi wajah Jong-nam sementara Doan memberikan suntikan.
Kedua wanita mengklaim bahwa mereka tidak tahu bahwa hal itu akan menyebabkan masalah karena mereka pikir itu seharusnya menjadi bagian dari video lelucon.
China Press melaporkan bahwa Siti Aisyah mengaku hanya bertemu dengan tersangka laki-laki lainnya baru-baru ini, dan tidak menyadari siapa Kim Jong-un atau Kim Jong-nam
Dia dituduh telah dibayar US$ 100 untuk melakukan "lelucon" itu.
Jong-nam, 45, dibunuh oleh dua wanita yang memercik wajahnya dengan bahan kimia di ruang keberangkatan KLIA2 pada pukul 9.00 pada hari Senin saat ia hendak berangkat ke Macau.
Para wanita kemudian masuk ke taksi dan melarikan diri.