Demokrat Ingin Usut Dalang Penyiraman Air Keras Novel Baswedan

Demokrat menilai penyiraman air keras yang dialami Novel Baswedan merupakan tindakan pengecut.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 11 Apr 2017, 12:03 WIB
Diterbitkan 11 Apr 2017, 12:03 WIB
Penyidik KPK Novel Baswedan
Penyidik KPK Novel Baswedan

Liputan6.com, Jakarta - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan mendapatkan teror yang mencederai fisiknya. Ketika dalam perjalanan pulang usai melaksanakan salat subuh berjamaah di masjid, dia dihampiri dua orang pelaku yang menggunakan motor dan menyiram wajah Novel Baswedan dengan air keras.

Partai Demokrat mengutuk keras aksi yang menimpa penyidik kasus e-KTP ini.

"Kami sangat sedih, marah, dan mengutuk keras tindakan pengecut yang tidak beradab dan sangat biadab yang telah dilakukan terhadap Novel Baswedan," ucap Wakil Sekjen Partai Demokrat Didi Irawadi Syamsuddin dalam keterangannya, Selasa (11/4/2017).

Menurut dia, pemberantasan korupsi kembali menghadapi perlawanan dari pihak yang tidak bertangggung jawab. "Pihak yang tidak ingin negeri ini bersih dari korupsi," kata Didi.

Untuk itu, dia meminta polisi bergerak cepat mengungkap siapa pelaku penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan dan memberikan hukuman berat terhadap pelaku.

"Tangkap, jangan sampai lolos pelaku. Usut tuntas dan hukum berat, sehingga siapa yang menjadi dalang dari perbuatan biadab dan keji ini bisa diseret ke meja hijau segera," pungkas Didi.

Sebelumnya, penyidik senior KPK Novel Baswedan disiram air keras oleh dua orang tak dikenal menggunakan sepeda motor matic, usai salat subuh di Masjid Al Ikhsan, Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Novel Baswedan kini menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading. Sedangkan, Ketua KPK Agus Rahardjo dan Kapolda Metro Jaya Irjen M Iriawan sudah menjenguknya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya