Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi kembali mengangkat tema keberagaman pada peringatan Konferensi Asia Afrika (KAA) 2017. Jokowi mengatakan, peran Indonesia di dunia internasional begitu penting, terutama dalam perdamian dan toleransi antarsesama.
KAA 62 tahun lalu pertama kali diselenggarkan di Bandung, Jawa Barat. Bung Karno saat itu menyampaikan pesan begitu mendalam, dan menginspirasi kemerdekaan negara-negara di Asia dan Afrika.
"Jadikanlah prinsip live and let life serta unity in diversity menjadi kekuatan pemersatu, yang akan membawa kita semua ke persahabatan dan diskusi yang bebas," kata Jokowi mengutip pernyataan Soekarno, di Istana Negara, Jakarta, Selasa (17/4/2017).
Advertisement
"Di mana masing-masing kita hidup dengan kehidupan kita sendiri, dan biarlah mereka hidup dengan cara mereka dalam harmoni dan perdamaian," dia melanjutkan.
Mirip dengan peringatan KAA tahun ini, kata Jokowi, para delegasi negara juga mengenakan pakaian adat asal negara masing-masing. Hal ini membuktikan perbedaan latar belakang, warna kulit, agama, dan budaya tidak menghalangi untuk bersatu dan membangun soliditas.
"Hanya dengan bersatu Asia dan Afrika dapat menjadi sejahtera, hanya dengan persatuan Asia dan Afrika keamanan seluruh dunia akan terjamin," kata dia.
Menurut Jokowi kini banyak negara di Eropa, Amerika, Asia, termasuk Timur Tengah mulai gelisah karena berbagai alasan. Di antaranya rasa aman terganggu, toleransi mereka yang terkoyak, dihantui terorisme, ekstremisme, radikalisme. Mereka kini sedang mencari referensi nilai-nilai dalam mengelola keberagaman.
"Kita bersyukur, Indonesia bersyukur kodrat kebangsaan Indonesia adalah Bhineka Tunggal Ika. Kodrat Indonesia adalah mengelola keberagaman, mengelola kemajemukan, mengelola bhinekaan," ujar dia.
Jokowi mengatakan keberagaman Indonesia tidak main-main, mulai suku, agama, hingga ras. Meski begitu, Indonesia tetap bisa mempertahankan keharmonisan dan kedamaian. Membangun negeri dengan pertumbuhan ekonomi yang terus membaik.
"Karena itu, kita Indonesia menjadi referensi, kalau dulu Indonesia menjadi salah satu inisiator solidaritas Asia Afrika, menjadi inspirator negara terjajah untuk merdeka, sekarang Indonesia menjadi rujukan dalam mengelola keberagaman suku, mengelola keberagaman agama, mengelola keberagaman ras, dan mengelola keberagaman antargolongan," Jokowi mencontohkan.
Â
*Ikuti Quick Count dari 3 Lembaga Survei Pilkada DKI Jakarta di Liputan6.com pada Rabu 19 April 2017
Â