Liputan6.com, Jakarta - Balai Kota DKI Jakarta kebanjiran karangan bunga. Kiriman dari warga itu untuk Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dan Djarot Saiful Hidayat.
Menurut Kepala Biro Kepala Daerah dan Kerja Sama Luar Negeri, Mawardi fenomena ini baru pertama kali terjadi di Balai Kota menjelang pergantian gubernur dan wakil gubernur.
Baca Juga
"Baru pertama kali. Dulu Pak Fauzi Bowo (ganti) ke Pak Jokowi tidak ada. Baru sebatas karangan bunga biasa," ujar Mawardi kepada Liputan6.com di Jakarta, Kamis (27/4/2017).
Advertisement
Setelah itu, kata Mawardi, ketika pergantian jabatan gubernur dan Jokowi ke Ahok pun karangan bunga tak membludak.
"Mungkin karena dari Pak Jokowi ke Ahok rentang waktunya tidak terlalu jauh. Kalau sekarang kan dari pilkada ke pelantikan lumayan jauh waktunya," kata Mawardi.
Hingga hari ini, karangan bunga masih terus berdatangan ke Balai Kota. Total ada 2.700 karangan bunga dan handbucket yang sudah terpajang.
Menurut Mawardi, Pemprov DKI Jakarta tak memiliki kewenangan untuk menolak atau menghentikan kiriman bunga itu. Sebab kata dia, bunga-bunga itu sebagai bentuk apresiasi warga kepada gubernurnya.
"Pemprov tidak ada kewenangan (hentikan kiriman bunga), itu apresiasi warga kepada Pak Gubernur," tandas Mawardi.
Namun begitu, kata Mawardi, Ahok bisa mengimbau kepada warga untuk menghentikan karangan bunga itu melalui akun twitter atau Facebook-nya.