Kunjungi Bogor, Ridwan Kamil Cari Solusi Masalah Petani Jabar

Ridwan Kamil ingin membawa perubahan seperti yang sudah dilakukannya di Kota Bandung bila terpilih menjadi Gubernur Jawa Barat 2018.

oleh Achmad Sudarno diperbarui 29 Jul 2017, 22:20 WIB
Diterbitkan 29 Jul 2017, 22:20 WIB
Pesan Ridwan Kamil untuk Warga Bandung Usai Insiden Bom Panci
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil (Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mulai gencar sosialisasi dirinya untuk maju sebagai calon gubernur di Pilkada Jawa Barat 2018. Salah satu wilayah yang dikunjungi pria yang biasa disapa Emil ini adalah Desa Cibatok, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor.

Di sana, Emil bertemu dengan para petani. Kedatangannya ini untuk mendengar aspirasi dan keluhan para petani di sana sehingga bisa menjadi bahan masukan untuk konsep ke depannya.

"Kalau nanti jadi gubernur, saya tahu apa yang harus dibantu untuk petani. Saya kan anak kota, jadi enggak ngerti soal pertanian," kata Emil, Sabtu (29/7/2017).

Kabupaten Bogor memiliki wilayah yang sangat luas dengan jumlah penduduk terbanyak di provinsi Jawa Barat. Oleh karena itu, dirinya ingin mengetahui masalah-masalah yang ada.

Dia juga ingin membawa perubahan seperti yang sudah dilakukannya di Kota Bandung.  Jika ia terpilih sebagai gubernur, beberapa program yang telah berhasil di Kota Bandung nantinya akan diterapkan di tingkat provinsi.

Beberapa perubahan tersebut, di antaranya peningkatan kesejahteraan kelompok usaha kecil dan menengah (UKM) melalui penyaluran kredit melati.

"Kredit melati mampu meningkatkan kelompok ibu-ibu pelaku UKM sebanyak 3.000 orang dan membebaskan mereka dari jeratan rentenir," ungkap Ridwan Kamil.

Kemudian program Lawad Rawat atau dokter yang mengunjungi rumah warga miskin. "Berapa (dokter dan kendaraan) yang bisa kita lakukan di level provinsi," jelas Emil.

Program lainnya terkait dengan infrastruktur. Sebab yang paling sering ia terima keluhan selama berkunjung ke sejumlah wilayah di Jawa Barat adalah soal infrastruktur baik jembatan maupun jalan.

"Gagasan saya seperti di Bandung juga, biaya program infrastrukturnya itu dengan swasta. Yang biaya dengan biaya APBD bisa 6 tahun, oleh swasta itu cukup 2 tahun. Kita yang membayar dicicil sekian tahun dan seterusnya," Ridwan Kamil menandaskan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya