Saran Legislator ke Jokowi soal Konflik Al Aqsa

Anggota Komisi I DPR dari fraksi PKS Sukamta menyatakan keprihatinannya atas konflik di Al Aqsa.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 31 Jul 2017, 09:15 WIB
Diterbitkan 31 Jul 2017, 09:15 WIB
Usai Tragedi Penembakan Polisi, Masjid Al-Aqsa Kembali Dibuka
Penampakan Masjid Dome of The Rock yang berada di komplek Masjid Al-Aqsa, Yerusalem, Sabtu, (15/7). Pada Jumat (14/7) terjadi penembakan terhadap dua petugas polisi Israel oleh tiga pria bersenjata, sebelum ketiganya ditembak mati. (AP/Mahmoud Illean)

Liputan6.com, Jakarta - Aparat keamanan Israel melarang pria di bawah 50 tahun masuk kawasan Masjid Al Aqsa di Yerusalem. Ini dilakukan setelah mereka mencopot metal detector di masjid bersejarah itu.

Anggota Komisi I DPR dari fraksi PKS Sukamta menyatakan keprihatinannya. Namun, dia optimistis aksi Israel ini bisa dihentikan.

"Kita harus optimistis Israel bisa ditundukkan. Syaratnya perjuangan harus dilakukan secara menyeluruh, terus-menerus dan kompak," ucap Sukamta dalam keterangannya di Jakarta, Senin (31/7/2017).

Ketua DPP PKS Bidang Pembinaan dan Pelayanan Luar Negeri ini menilai Indonesia perlu turun tangan untuk menggalang dukungan negara-negara lain untuk bersama mencari penyelesaiannya.

Indonesia, lanjut dia, perlu mengambil inisiatif kepemimpinan di garda terdepan untuk menggalang semua kekuatan. Semua retorika harus diwujudkan dalam langkah-langkah sistematis dan terstruktur untuk menyelesaikan masalah Al Aqsa dan Palestina.

"Pemerintah RI harus bisa memberi contoh kepada dunia internasional baik melalui forum PBB dan forum OKI agar lebih konkrit melawan kezaliman Israel ini secara komprehensif. Tindakan boikot Israel seperti dulu pernah dilontarkan oleh Presiden Jokowi juga bisa jadi pertimbangan," kata Sukamta.

Dia menuturkan negara-negara Arab yang memiliki hubungan diplomatik dengan Israel juga perlu diboikot.

"Bisa saja pemboikotan secara kompak akan membuat Israel jera dan mau mengikuti keputusan internasional seperti resolusi-resolusi Dewan Keamanan PBB," jelas Sukamta.

Sebelumnya, Indonesia dan negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI) akan mendorong penerapan international protection di Masjid Al Aqsa. Rencana itu muncul sebagai salah satu upaya demi menjamin perlindungan warga muslim Palestina yang menjadi jemaah di tempat beribadah umat Islam di Kota Lama Yerusalem tersebut.

Gagasan untuk menerapkan international protection di Masjid Al Aqsa itu akan dibahas dalam Pertemuan Luar Biasa Komite Eksekutif OKI. Pertemuan itu akan diselenggarakan di Istanbul, Turki, pada 1 Agustus 2017.

Presiden Jokowi mengecam keras tindakan Pemerintah Israel menutup Masjid Al Aqsa. Jokowi menilai penutupan itu merupakan bagian dari pembatasan orang untuk beribadah.

"Indonesia mengecam keras. Sekali lagi, Indonesia mengecam keras pembatasan beribadah di Masjid Al Aqsa," ujar Jokowi di Universitas Ahmad Dahlan, Bantul, Yogyakarta, Sabtu (22/7/2017).

Jokowi pun mendesak Persatuan Bangsa-bangsa (PBB) untuk bertindak cepat melalui Dewan Keamanan PBB.

 

Saksikan video berikut ini:

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya