Prihatin Keutuhan NKRI, NU Gelar Zikir Kebangsaan di Belanda

Zikir Kebangsaan ini juga dihadiri Ketua MUI KH Ma'ruf Amin serta umat Muslim Indonesia dan WN Belanda.

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Agu 2017, 07:54 WIB
Diterbitkan 28 Agu 2017, 07:54 WIB
Zikir Kebangsaan
Ilustrasi

Liputan6.com, Jakarta - Dubes RI untuk Kerajaan Belanda I Gusti A Wesaka Puja membuka acara Zikir Kebangsaan di Masjid Al Hikmah Den Haag, 26 Agustus lalu. Acara ini pertama kali diadakan Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) setempat, bekerja sama dengan KBRI.

Zikir Kebangsaan ini dihadiri sekitar 100 peserta, diawali dengan doa bersama dipimpin Wakil Rois Aam PBNU KH Mifthaful Akhyar, dan ditutup khotbah Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang juga Rois Amin PBNU, KH Ma'ruf Amin.

Seperti dilansir Antara, Senin (28/8/2017), Zikir Kebangsaan itu digelar atas keprihatinan terhadap ancaman keutuhan NKRI akhir-akhir ini.

Ma'ruf Amin mengingatkan, fakta sejarah menyebutkan ulama ikut berperan merebut kemerdekaan dan terlibat dalam pembentukan NKRI. Karena itu, saat ini pun ulama semestinya ikut berperan dalam kebangsaan.

"Peran ulama di masa sekarang, yaitu mendorong masyarakat Indonesia toleransi satu sama lain, selaras prinsip Islam Nusantara maupun Pancasila menentang keras segala bentuk intoleransi," ujar dia.

Sementara, Dubes Puja menambahkan, Zikir Kebangsaan ini memberikan inspirasi ke depan, untuk menata kesatuan bangsa.

Selain Ma'ruf Amin, hadir juga dalam Zikir Kebangsaan, Sekjen MUI DKI Jakarta Zulfa Mustofa, anggota PPI Belanda yang juga pengurus NU, sejumlah pejabat KBRI Den Haag, serta umat Muslim Indonesia dan sejumlah WN Belanda atau WNA pemeluk agama Islam.

Indonesia Butuh 3 Hal

Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma'ruf Amin sebelumnya mengatakan, saat ini Indonesia membutuhkan tiga hal agar berkah dan rahmat turun dari Allah SWT.

"Kita memohon pada Allah supaya diberikan khimayah, ri'ayah, dan inayah," kata Ma'ruf Amin dalam perayaan HUT ke-72 RI di Istana Merdeka, Selasa, 1 Agustus 2017.

Khimayah merupakan perlindungan dari Allah dari berbagai malapetaka, cerai berai, serta merusak kesatuan dan persatuan bangsa.

Kemudian ri'ayah berarti bangsa ini dijaga agar tetap utuh aman dan sejahtera. Terakhir, memohon inayah, yakni pertolongan dari Allah dalam menghadapi tantangan global yang mempengaruhi berbagai negara di dunia ini.

 

Saksikan video menarik berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya