Amien Rais: Soal Film G30S Versi Baru, Jokowi Harus Hati-Hati

Amien Rais mengatakan film yang selama ini beredar telah melalui riset panjang.

oleh Fachrur Rozie diperbarui 24 Sep 2017, 13:33 WIB
Diterbitkan 24 Sep 2017, 13:33 WIB
Amien Rais
Amien Rais (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi ingin film Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia (G30S/PKI) dibuat ulang sesuai kondisi anak muda zaman sekarang.

Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais, langsung mengingatkan Jokowi untuk lebih berhati-hati.

"Pak Jokowi harus hati-hati dalam mengusulkan film baru," ujar Amien Rais di Grand Ballrom Raffles Hotel, Kuningan, Jakarta Selatan, Minggu (24/9/2017).

Menurut Amien Rais, film G30S/PKI merupakan film yang sudah lama tayang. Ia mengatakan, pembuatan film tersebut juga melalui riset yang panjang dan berdasarkan fakta kejadian sesungguhnya.

"Kalau kemudian versi baru mau membenarkan PKI, saya kira siapa pun akan bangkit untuk mengingatkan itu. Pokoknya Jokowi harus hati-hati," kata dia.

Amien mengingatkan risiko yang mungkin ditanggung bangsa Indonesia.

"Yang jelas sekarang ini, rezim Jokowi secara enggak disadari memberikan angin kebangkitan PKI. Itu yang bahaya," Amien Rais menegaskan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Hentikan Polemik

Sebelumnya, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin meminta masyarakat berhenti berpolemik soal pemutaran film G30S/PKI. Pasalnya, perdebatan hanya akan membuang energi.

"Pemutaran film berasal dari sudut pandang dan wawasan yang berbeda," ujar Lukman dalam sarasehan bertajuk 'Penanggulangan Radikalisme dan Intoleransi Melalui Bahasa Agama' di Yogyakarta, Sabtu 23 September 2017.

Ia menilai, sudut pandang yang ditampilkan di film tidak bertentangan dengan fakta sejarah. Namun, kondisi dan situasi sekarang mengakibatkan munculnya keberagaman maupun penafsiran fakta sejarah.

Lukman juga tidak mempersoalkan pembuatan ulang film karena bisa memunculkan fakta baru, sehingga masyarakat juga memiliki pandangan baru dan kearifan masa lalu.

Ia mengajak masyarakat untuk menggunakan sudut pandang baru dalam melihat masa depan dan membangun negara demi terwujudnya kesejahteraan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya