KSPI: Hampir 50 Ribu Buruh di Indonesia Di-PHK

Sekarang ini terjadi darurat PHK karena itu sudah terjadi dimana-mana.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 07 Okt 2017, 16:01 WIB
Diterbitkan 07 Okt 2017, 16:01 WIB
20151124-Demo-Buruh-YR
Ratusan buruh menggelar aksi demo di kawasan industri Pulogadung, Jakarta, Selasa (24/11/2015). Buruh menuntut dicabutnya Peraturan Pemerintah No 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan. (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Liputan6.com, Jakarta - Ratusan buruh yang menggelar aksi di depan Istana Merdeka Jakarta Pusat, menyampaikan aspirasinya kepada Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal meminta Jokowi harus peka, sebab daya beli masyarakat telah menurun bukan tak mengalami perubahan.

"Aksi hari ini untuk menunjukan upah buruh masih murah, PHK di mana-mana, daya beli masyarakat menurun. Tidak mungkin daya beli tak menurun, jika PHK terjadi," ucap Said di depan Taman Pandang Istana, Jakarta, Sabtu (7/10/2017).

Dia menuturkan, sekarang ini terjadi darurat PHK karena itu sudah terjadi dimana-mana. Dia pun mencontohkan apa yang terjadi pada pekerja Freeport. Kemudian, industri keramik di Bogor, Karawang dan Bekasi. Bahkan ada di sektor telekomunikasi.

"PHK besar-besaran di mana-mana, sekarang adalah darurat PHK. Itu data tiga bulan terakhir. Hampir 50 ribu buruh di seluruh Indonesia telah di PHK," ujar Said.

Dia menegaskan, dengan banyaknya PHK tersebut, menunjukan pemerintah tak peka dengan kesejahteraan buruh.

"Apa yang terjadi, upah murah, PHK dimana-mana, cerminan bahwa pemerintah belum mampu menyejahterakan kaum buruh," tegas Said.

Dia pun meminta pemerintah, tak perlu mengundang ahli atau pakar untuk melihat hal ini. Justru langsung menanyakan kepada buruh secara langsung.

"Lihat buruh-buruh langsung harusnya. enggak perlu tanya profesor. Karena itu buruh ayo berjuang," pungkas Said.

Saksikan video di bawah ini:

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya