Selidiki 2 WNI Pro-ISIS, Densus 88 Terbang ke Filipina Hari Ini

Polisi masih menyelidiki latar belakang masing-masing warga yang diduga terkait ISIS di Filipina itu.

oleh Rezki Apriliya Iskandar diperbarui 07 Nov 2017, 15:40 WIB
Diterbitkan 07 Nov 2017, 15:40 WIB
Kota Marawi
Asap hitam membumbung tinggi ke udara usai militer pemerintah Filipina melancarkan serangan udara ke sebuah lokasi yang telah dikuasai oleh militan Maute di kota Marawi, Filipina Selatan, (27/5). (AP Photo / Bullit Marquez)

Liputan6.com, Jakarta - Detasemen Khusus (Densus) 88 ke Filipina untuk menginvestigasi dua warga negara Indonesia (WNI) yang ditangkap terkait militan pro-ISIS yaitu kelompok militan Maute di Marawi, Filipina, yakni Minhati Madrais, istri pelaku teror di Maute, Omarkhayam dan Muhammad Ilham Syaputra.

"Anggota Densus 88 Antiteror berjumlah lima orang telah berangkat tadi pagi ke Filipina untuk berkomunikasi dan berkoordinasi dengan otoritas Filipina, khususnya dengan kepolisian Filipina atau PNP (Phillipine National Police)," ucap Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Divisi Humas Polri Kombes Pol Martinus Sitompul di Divisi Humas Polri, Jakarta, Senin (7/11/2017).

Martinus menjelaskan, komunikasi dan koordinasi yang dilakukan terkait upaya-upaya dari pihak Polri untuk bisa mengakses dan mewawancarai Minhati Madrais dan Muhammad Ilham Syaputra.

Dia mengatakan, investigasi tersebut dilakukan karena hingga saat ini Polri belum bisa memastikan adanya keterkaitan antara aksi-aksi teror yang selama ini terjadi di Indonesia dengan dua WNI tersebut.

"Penting dilakukan investigasi, pendalaman dua WNI ini karena kita masih sampai saat ini belum menemukan adanya hubungan aksi-aksi teror yang ada di Indonesia selama ini dengan dua orang tersebut," ucap Martinus.

Tak hanya soal keterkaitan dengan aksi-aksi teror, Tim Densus 88 Antiteror juga akan mendalami lagi informasi terkait bagaimana proses pergerakan dua WNI tersebut ke Marawi, Filipina.

"Tidak hanya soal keterkaitan dengan aksi-aksi teror tapi juga bagaimana yang bersangkutan masuk ke Filipina, kapan, dan di mana saja pergerakan mereka, penting untuk diketahui oleh Polri khususnya Densus 88," tutur Martinus.

Martinus, kedua WNI tersebut masih diselidiki pula latar belakang pribadinya masing-masing.

"Sampai saat ini masih dilakukan profiling kedua orang tersebut termasuk mereka lahir di mana, siapa saja saudaranya, bagaimana pendidikannya, dan aktivitas-aktivitas lainnya selama berada di Indonesia. Masih terus diprofiling untuk bisa diketahui kiprahnya selama di Indonesia," kata Martinus.

 

Kediaman Minhati di Bekasi

Kediaman orangtua Minhati Madrais, seorang perempuan warga Indonesia yang ditangkap kepolisian Filipina terpantau sepi pada Senin 6 Oktober 2017. Minhati ditangkap karena diduga menjadi anggota jaringan ISIS di Filipina.

Pantauan Liputan6.com, tak ada aktivitas dari kediaman orangtua Madrais yang ada di Babelan, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Hanya sejumlah santri yang mondar-mandir di sekitar lokasi.

Bahkan, pintu pagar yang sebelumnya dibuka, ditutup rapat oleh dua santri dan orangtua Minhati Madrais selang kedatangan awak media. Rumah dua lantai tersebut dikenal warga sebagai rumah Madrais yang juga pemilik Pondok Pesantren Darul Amal.

Keluarga mengaku belum mengetahui kabar soal ditangkapnya Minhati dan enam anaknya yang merupakan buah perkawinan dengan Omarkhayam Maute, salah satu petinggi ISIS di Filipina yang sempat menguasai Kota Marawi.

"Belum, enggak ada kabar sejak semalam," kata Sani, salah seorang kerabat Minhati.

Dia mengaku tidak mengetahui kegiatan yang dilakukan Minhati Madrais di Filipina. Pasalnya, Minhati tidak pernah pulang ke kampung halaman dan juga tidak berkomunikasi dengan pihak keluarga pascakepergiannya.

"Yang kita tahu dia di sana ngajar. Ngajar apa, enggak tahu. Lah kan enggak pernah nelpon. Perginya mah sudah lama. Sudah bertahun-tahun," Sani menjelaskan.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya