Hadi Tjahjanto: Masalah Perbatasan Tanggung Jawab TNI

Marsekal [Hadi Tjahjanto ](3186473 "")menjalani fit and proper test atau uji kelayakan dan kepatutan di Komisi I DPR.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 06 Des 2017, 14:48 WIB
Diterbitkan 06 Des 2017, 14:48 WIB
Hadi Tjahjanto
Kepala Staf Angakatan Udara (KSAU) Marsekal Hadi Tjahjanto membacakan visi-misi dalam fit and proper test calon Panglima TNI di ruang Rapat Komisi I, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (6/12). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Hadi Tjahjanto menjalani fit and proper test atau uji kelayakan dan kepatutan di Komisi I DPR RI calon Panglima TNI.

Saat pemaparan visi misi, Hadi mengatakan sebagai negara kepulauan, Indonesia bertanggungjawab atas keselamatan dan keamanan di wilayah laut. Itu termasuk pada laut-laut bebas yang berbatasan dengan wilayah yang menjadi yurisdiksi.

Kata Hadi Tjahjanto, saat ini maraknya perampokan di kawasan perbatasan Indonesia, Malaysia dan Filipina. Sehingga hal itu menjadi tanggungjawab Indonesia khususnya TNI.

"Terlebih lagi dengan kasus yang menimpa WNI pada Maret 2016 oleh kelompok Abu Sayyaf yang berbasis di Pulau Sulu dan Pulau Basilan. Kasus ini tanggungjawab bahkan telah mutlak berada di tangan TNI," kata Hadi Tjahjanto di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (6/12/2017).

Selain itu, kata dia, terdapat bentuk kejahatan lainnya yang sangat merugikan Indonesia yaitu illegal fishing dan berbagai penyelundupan barang, manusia, senjata hingga obat-onat terlarang.

"Kejahatan ini bahkan kerap menjadi bagian dari ancaman lain yang lebih besar dan terorganisir secara internasional," ujar dia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Tidak Mudah

Berbagai kejahatan itu sangat rumit dengan semakin tingginya kemajuan teknologi, arus imigrasi manusia hingga penyebaran informasi melalui media.

"Berbagai bentuk ancaman yang akan muncul sulit dipetakan berdasarkan wilayah atau konteks geografisnya. Pertumbuhan jaringan yang bersifat multidimensional, hal itu menjadi sangat tidak mungkin untuk dikendalikan," jelas Hadi.

Saksikan vidio pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya