Jokowi Segera Panggil Dubes AS Bahas Deklarasi Yerusalem

Jokowi juga mengecam keras sikap Presiden Amerika Setikat yang mengaku Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 07 Des 2017, 12:42 WIB
Diterbitkan 07 Des 2017, 12:42 WIB
KTT G20-Donald Trump-Jokowi
Presiden AS Donald Trump dan Presiden RI, Joko Widodo berpose saat bertemu di sela-sela KTT G20 di Hamburg, Jerman, (8/7). Sejumlah pemimpin negara berkumpul dalam KTT G20 pada 7-8 Juli 2017. (AFP Photo/John Macdougall)

Liputan6.com, Bogor - Presiden Joko Widodo atau Jokowi memerintahkan Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi untuk memanggil Dubes Amerika Serikat Joseph R Donovan. Hal ini menyusul Presiden Amerika Serikat Donal Trump yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

"Saya juga telah memerintahkan Menlu untuk memanggil Dubes AS untuk langsung menyampaikan sikap pemerintah Indonesia," kata Jokowi di Istana Bogor Jawa Barat, Kamis (7/12/2017).

Jokowi juga mengecam keras sikap Presiden Amerika Setikat yang mengaku Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Dia meminta agar AS mempertimbangkan kembali keputusan tersebut.

"Indonesia mengecam keras pengakuan sepihak AS terhadap Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan meminta As mempertimbangkan kembali keputusan tersebut," ujar dia.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Rabu waktu Washington secara resmi mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Keputusannya tersebut bertentangan dengan kebijakan luar negeri AS yang telah berjalan selama tujuh dekade.

Pengumuman Trump sekaligus menandai langkah awal pemindahan Kedutaan Besar AS dari Tel Aviv ke Yerusalem.

"Hari ini, akhirnya kita mengakui hal yang jelas bahwa Yerusalem adalah ibu kota Israel. Ini tidak lebih dari sekadar pengakuan akan realitas. Ini juga hal yang tepat untuk dilakukan. Ini hal yang harus dilakukan," ujar Trump saat berpidato di Diplomatic Reception Room, Gedung Putih, seperti dikutip dari nytimes.com, Kamis 7 Desember 2017.

 

Majukan Proses Perdamaian

Selama tujuh dekade, AS bersama dengan hampir seluruh negara lainnya di dunia, menolak mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel sejak negara itu mendeklarasikan pendiriannya pada 1948.

Sementara, menurut Trump, kebijakan penolakan tersebut membawa seluruh pihak "tidak mendekati kesepakatan damai antara Israel-Palestina".

"Akan menjadi kebodohan untuk mengasumsikan bahwa mengulang formula yang sama persis sekarang akan menghasilkan kesimpulan yang berbeda atau lebih baik," ungkap Presiden ke-45 AS tersebut.

Pengakuan terhadap Yerusalem, menurut Trump, adalah "sebuah langkah terlambat untuk memajukan proses perdamaian".

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya