Menuju Indonesia Emas, Kepala BPSDMP Promosikan Diklat Vokasi

Tahun 2018, BPSDM Perhubungan menambah kuota Diklat Pemberdayaan Masyarakat (DPM) 100.000 orang.

oleh Gilar Ramdhani diperbarui 11 Des 2017, 19:22 WIB
Diterbitkan 11 Des 2017, 19:22 WIB
Menuju Indonesia Emas, Kepala BPSDMP Promosikan Diklat Vokasi
Tahun 2018, BPSDM Perhubungan menambah kuota Diklat Pemberdayaan Masyarakat (DPM) 100.000 orang.

Liputan6.com, Manado Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan (BPSDMP) melakukan Sosialisasi Prospek Pendidikan dan Pelatihan Vokasi Bidang Transportasi pada Kamis (7/12) di Manado, Sulawesi Utara.

Sosialisasi yang diikuti oleh para Kepala SMA/SMK beserta siswa ini dibuka oleh Kepala Dinas Pendidikan Daerah (Disdikda) Propinsi Sulawesi Utara, Asiano Gemmy Kawatu. Dalam sambutannya, Asiano menyampaikan bahwa Pemerintah Sulawesi Utara sangat mendukung kegiatan serupa untuk membuka wawasan masyarakat tentang dunia pendidikan tinggi.

"Gubernur kami sangat mendukung kegiatan seperti ini untuk membuka wawasan para siswa, bahwa ada pendidikan vokasi di berbagai kementerian," ujar Asiano.

Asiano mengharapkan melalui sosialisasi ini, para guru dan siswa dapat menggali informasi untuk bekerja di bidang transportasi.

"Saya harap Bapak, Ibu, dan Adik-adik mampu menggali informasi tentang pendidikan vokasi ini, baik untuk aparatur sipil atau pun lainnya," tambah Asiano.

Kepala BPSDMP, Djoko Sasono, yang menjadi narasumber pada kegiatan tersebut mengungkapkan bahwa banyak pilihan program studi di lembaga diklat yang ada di lingkungan lembaga yang dia pimpin.

"Di Kementerian Perhubungan, khususnya BPSDMP ada 27 sekolah dengan banyak program studi yang terdiri dari Diploma dan Non Diploma, Diploma itu ada di Sekolah Tinggi, Akademi, dan Politeknik, sedangkan Non Diploma berada di balai-balai diklat," ujar Djoko.

Djoko menjelaskan, kegiatan sosialisasi ini merupakan upaya untuk menarik minat siswa menjadi profesional di bidang transportasi melalui sekolah-sekolah milik Kementerian Perhubungan untuk dapat mendukung Indonesia Emas di tahun 2045 dimana Indonesia mencapai puncak kejayaan ekonomi.

“Menuju Indonesia Emas kami membutuhkan calon-calon profesional bidang transportasi, ini adalah salah satu pilihan yang dapat dipertimbangkan agar kita dapat sama-sama berjuang membangun bangsa dan negara ini pada masa keemasan nantinya,” ucap Djoko.

Sekolah transportasi di bawah Kementerian Perhubungan memiliki dua program pendidikan yaitu Diploma dan Non Diploma, keduanya memiliki prospek yang sama dalam dunia kerja.

“Non diploma mereka dididik untuk memiliki kompetensi, pendidikan mereka memilki jangka waktu yang lebih singkat dari sekolah diploma, tetapi setelah mereka lulus, dilantik dengan kompetensi bisa bekerja di kapal niaga nasional ataupun internasional,” ungkap Djoko

Perbedaan dengan program diploma adalah selain mendapatkan Sertifikat kompetensi, juga memiliki sertifikat Diploma. “Sedangkan untuk diploma seperti D3 setelah 3 tahun mereka dinyatakan lulus dia akan memiliki sertifikat kelulusan dan sertifikat kompetensi untuk bekerja,” ungkap Djoko.

Selain pendidikan tinggi di bidang transportasi, BPSDM Perhubungan melalui sekolah-sekolah transportasi juga membuka kesempatan pendidikan dan pelatihan gratis bagi masyarakat kurang mampu melalui Diklat Pemberdayaan Masyarakat (DPM) yang tersebar di 27 sekolah.

Tahun 2017 ini BPSDM Perhubungan membuka kesempatan bagi 48.335 orang yang telah diikuti oleh 52.427 orang, dan pada tahun 2018 BPSDM Perhubungan menambah kuota DPM menjadi 100.000 orang.

 

(*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya