Nasdem Minta Penataan Kawasan Tanah Abang Ditinjau Ulang

Kebijakan Pemprov DKI di Tanah Abang dinilai tak hanya merugikan pejalan kaki dan kendaraan bermotor saja.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 24 Des 2017, 13:31 WIB
Diterbitkan 24 Des 2017, 13:31 WIB
Meski Sudah Difasilitasi Tenda, Masih Banyak PKL yang Berjualan di Trotoar
Pedagang minuman dan jajanan berjualan diatas trotoar di Jalan Kebon Jati, Tanah abang, Sabtu (23/12). Banyaknya PKL yang berjualan di trotoar membuat sulit para pejalan kaki yang melintas. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Fraksi Nasdem di DPRD DKI Bestari Barus meminta Anies Baswedan dan Sandiaga Uno meninjau ulang kebijakannya. Hal ini terkait keputusan penataan PKL Tanah Abang.

Menurut dia, pemanfaatan jalan dan trotoar dalam kebijakan penataan Tanah Bang menyimpang dari aturan.

"Harus dikembalikan fungsi jalan dan trotoar sebagaimana diatur dalam perundang-undangan. Keputusan itu harus ditinjau ulang," ucap Bestari kepada Liputan6.com, Minggu (24/12/2017).

Dia menuturkan, keputusan penataan Tanah Bang diambil terburu-buru. Bestari menilai, putusan itu berdampak pada banyak orang yang dirugikan.

"Harusnya dikaji dulu dampak sosialnya. Ini tidak layak dan merugikan bagi banyak pihak," jelas Bestari.

Dia pun menjelaskan, kebijakan Pemprov DKI tak hanya merugikan pejalan kaki dan kendaraan bermotor saja, tetapi juga, lanjut dia, sesama pedagang di Tanah Abang.

"Menimbulkan keresahan bagi para pedagang yang ada di pasar Tanah Abang. Masyarakat sekitar juga mengalami gangguan yang luar biasa dampak dari pasar yang menutupi jalan dan trotoar," tandas Bestari.

 

Menjerit

Meski Sudah Difasilitasi Tenda, Masih Banyak PKL yang Berjualan di Trotoar
Pengendara motor melintas diatas trotoar yang samping kanan-kirinya dipenuhi pedagang kaki lima di Jalan Kebon Jati, Tanah abang, Sabtu (23/12). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Di tengah kegembiraan pedagang kaki lima (PKL) Tanah Abang yang mendapatkan lapak resmi berupa tenda dari Pemprov DKI, para pedagang kios resmi di Pasar Blok G Tanah Abang justru menjerit kecewa.

Salah satu pedagang Blok G, Yeni (52), mengaku bingung bagaimana nasib para pedagang yang berada di kios resmi di dalam blok-blok pasar Tanah Abang.

"Kecewa besar ya, saya merasa gubernur sekarang PKL ditata, yang kita mau dikemanakan Pak Gubernur?" ujar Yeni di Tanah Abang, Jumat (22/12/2017).

Bila PKL diresmikan, Taufik, seorang pedagang Blok G, menyebut dagangan para penjual di toko atau kios otomatis akan sepi.

"Kalau diresmikan PKL-nya, kita tambah sepi. Kita bingung, kita semrawut, ke Blok G akses juga kesulitan," katanya.

Senada dengan Yeni, Taufik juga tidak setuju dengan dilegalkannya PKL di Tanah Abang.

"Kenapa meresmikan? PKL balik lagi ke jalan, kita enggak setuju," ujarnya.

Dirobohkan

Jalan Ditutup untuk PKL, Kawasan Tanah Abang Makin Macet
Kondisi arus lalu lintas yang terlihat semrawut di kawasan Tanah Abang, Jakarta, Sabtu (23/12). Penataan kawasan Stasiun Tanah Abang, Jakarta Pusat, dianggap sejumlah warga khususnya pengendara memperparah kemacetan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Direktur Utama Pasar Jaya, Arief Nasrudin mengatakan, pihaknya akan merobohkan Blok G untuk direvitalisasi.

Namun, hingga kini, pihaknya belum tahu akan dipindah ke mana ribuan pedagang di sana.

"Nah itu yang masih PR (pekerjaan rumah) besar Pasar Jaya. Kami belum menemukan PPS (Pasar Penampungan Sementara). Saat ini tim sudah ada lokasinya, tapi belum bisa kami beritakan karena masih belum fix," ucap Arief.

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya