Masjid Ahmadiyah Akhirnya Dikelola Warga

Masjid Al Mubarok sebenarnya milik jemaah Ahmadiyah. Namun kini sudah menjadi milik bersama dan dimanfaatkan untuk kepentingan umat Islam. Pengelolaannya pun diserahkan kepada warga setempat.

oleh Liputan6 diperbarui 05 Mar 2011, 02:06 WIB
Diterbitkan 05 Mar 2011, 02:06 WIB
110305aahmadiyah.jpg
Liputan6.com, Karang Anyar: Aksi protes terhadap Ahmadiyah memang belum berhenti di sejumlah daerah. Namun suasana berbeda terlihat di Masjid Al Mubarok yang berlokasi di Kalisoro, Tawangamangu, Jawa Tengah. Di sana, tak ada lagi penjagaan polisi, seperti terlihat baru-baru ini.

Masjid Al Mubarok sebenarnya milik jemaah Ahmadiyah. Namun kini sudah menjadi milik bersama dan dimanfaatkan untuk kepentingan umat Islam. Pengelolaannya pun diserahkan kepada warga setempat.

Tak hanya itu, kini tak ada lagi nama Ahmadiyah di papan nama masjid. Warga sekitar juga tidak lagi merasa masjid itu sebagai milik Ahmadiyah, tapi sudah menjadi milik umat Islam.

Desa Kalisoro dihuni sekitar 200 jemaah Ahmadiyah. Hubungan dengan masyarakat sekitar yang mayoritas beragama Islam  berjalan baik dan tidak pernah mengalami gejolak. Mereka justru khawatir dengan kehadiran pendatang yang dapat menganggu hubungan baik dengan warga.

Sementara itu, Salat Jumat di Masjid Nusrat Jahan milik Ahmadiyah di Jalan Erlangga Kota Semarang juga berlangsung damai, tanpa pengawalan polisi. Jemaah tidak merasa khawatir beribadah karena sejauh ini belum ada larangan dari Pemkot Semarang maupun Pemprov Jateng. Jemaah Ahmadiyah di sana berharap bisa berdialog dengan masyarakat lain.

Puluhan jemaah Ahmadiyah di Surabaya juga tetap melaksanakan Salat Jumat seperti biasa di Masjid An Nur Jalan Bubutan. Kegiatan ibadah itu juga tidak mendapat pengawalan, meski SK Gubernur Jatim timur tentang larangan kegiatan Ahmadiyah sudah keluar.(ULF)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya