Oen Sin, Pelestari Alat Musik Tionghoa dan Betawi

Alat musik tradisional Tee Hian, yang menjadi salah satu bukti akulturasi budaya Tiongkok dan Betawi.

oleh Yusron Fahmi diperbarui 16 Feb 2018, 16:10 WIB
Diterbitkan 16 Feb 2018, 16:10 WIB

Liputan6.com, Tangerang - Musik adalah bagian tak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Berbagai alat musik telah diciptakan, untuk mengekspresikan keindahan suara atau bunyi.

Seperti ditayangkan Liputan6 Siang SCTV, Jumat (16/2/2018), seperti halnya alat musik tradisional Tee Hian, yang menjadi salah satu bukti akulturasi budaya Tiongkok dan Betawi yang semakin tergerus modernitas.

Hingga kini, Oen Sin yang merupakan seniman dan satu-satunya pembuat Tee Hian yang masih bertahan di Tangerang.

Pria yang biasa disapa Mpe Goyong ini, mewarisi kepiawaian orang tuanya sebagai perajin Tee Hian, sejak 45 tahun lalu.

Bahan baku alat musik gesek ini terbuat dari batok kelapa dan kayu pilihan. Selain itu, demi kesempurnaan hasil, proses panjang pembuatan Tee Hian telah dilalui oleh Goyong.

"Saya melihatnya senang sekali, karena membuat alat musik Tee Hian ini dari keturunan, setelah orang tua saya sudah tiada, lalu saya buat dan cari bahannya yang terdiri dari tali, batok kelapa, dan kayu bekas yang biasanya saya temukan di kali" jelas Seniman Tee Hian, Oen Sin.

Dengan mengandalkan indra pendengaran, ia melaraskan nada Tee Hian sesuai yang diinginkan. Namun, 40 tahun sudah ayah sepuluh anak ini membuat alat musik Tee Hian, untuk menafkahi keluarganya.

Setiap pekan, Goyong hanya menghasilkan 2 alat musik Tee Hian siap jual yang biasa dihargai Rp 300 ribu hingga Rp 500 ribu per unit.

Penghasilan itu tentu tidaklah mencukupi. Upaya lain pun ia jalani, dengan memulung sampah plastik. Di usia 68 tahun, Goyong tak lelah untuk berkarya, demi menghidupi keluarga dan menyelamatkan warisan budaya.

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya