Berdampak Positif, Ganjil Genap di Tol Bekasi Terus Diberlakukan

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, mengatakan, akan tetap melanjutkan paket kebijakan yang diterapkan di ruas jalan Tol Jakarta-Cikampek.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 18 Mar 2018, 15:44 WIB
Diterbitkan 18 Mar 2018, 15:44 WIB
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. (Liputan6.com/Putu Merta)
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. (Liputan6.com/Putu Merta)

Liputan6.com, Bekasi - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, mengatakan, akan tetap melanjutkan paket kebijakan yang diterapkan di ruas jalan Tol Jakarta-Cikampek. Salah satunya, soal ganjil genap di pintu Tol Bekasi.

"Jadi kita akan lanjutkan," ucap Budi usai melakukan rapat evaluasi di Posko Green Line di Mega City Bekasi, Bekasi Barat, Minggu (18/3/2018).

Dia menuturkan, keputusan ini diambil, lantaran penerapan ganjil genap menunjukan hasil positif selama sepekan diberlakukan.

"Lalu lintas turun 36 persen. Satu jumlah yang sangat mengembirakan. Dan dengan itu membuat kecepatan dari kendaraan itu naik 22 persen. Jadi ini korelasi langsung. Menurun dan lebih cepat," ungkap Budi.

Selain itu, sambung dia, masyarakat pun mengubah waktu keberangkatannya menuju Jakarta. Artinya ada yang lebih pagi berangkatnya sebelum jam 06.00 WIB-09.00 WIB.

"Dan ada tiga pola yang dilakukan para penumpang. Secara cerdik para penumpang atau pemilik mobil berangkat lebih pagi. Jadi lebih pagi itu lumayan, kurang lebih 6 persen sampai 11 persen. Sedangkan yang lain adalah mengubah rute. Semula lewat Bekasi Barat dan Timur, mereka pindah ke Tambun, pindah ke bebapa tempat lain," jelas Budi.

 

Balum Beralih ke Transportasi Umum

Hari Kedua Ganjil Genap, Mobil Plat Genap Berputar Balik
Petugas mengarahkan kendaraan berplat genap berputar balik di Gerbang Tol Bekasi Barat 1, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (13/3). Hari kedua penerapan ganjil genap, masih banyak kendaraan berputar balik di gerbang tol tersebut. (Liputan6.com/Arya Manggala)

Dia menuturkan, perubahan pola ini merupakan efek ganjil-genap yang dikehendaki para stakeholder. Sebab, Bekasi Barat terkenal sebagai jadi titik kemacetan.

Sementara itu, bagi masyarakat yang beralih menggunakan transportasi umum atau khususnya bus premium, hanya 30 persen dari occupancy 48 bus yang disediakan. Angka ini belum maksimal.

"Kita harapkan semua penumpang itu pindah ke jalur khusus dengan (bus) premium. Dari occupancy yang disediakan, jumlahnya hanya 30 persen. Jadi useless (percuma)," ungkap Budi.

Sementara, dari truk yang masuk ke tol Bekasi. Justru jumlahnya menurun.

"Untuk truk itu kita tidak paksa dan imbauan. Sudah 64 persen menurun. Jumlahnya cukup banyak," pungkas Budi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya