Liputan6.com, Jakarta - Muka air laut dua lahan kolam bandeng yang masing-masing seluas 150 x 50 meter di Blok Empang, Muara Angke, tampak menghitam. Perubahan warna itu terjadi sebulan terakhir.
Gara-garanya sampah yang terbawa air pasang bulan lalu. Ketika laut surut, sampah itu terjebak di kolam, yang sisi-sisinya dipagari dengan batang bambu.
Beberapa hari belakangan, lautan sampah itu menjadi sorotan. Pemprov lantas mengerahkan petugas untuk membersihkan sampah yang tebalnya lebih dari 1 meter di atas permukaan laut itu.
Advertisement
Di lokasi, para petugas bekerja dengan riang. Pantauan Liputan6.com, mereka saling melempar sampah diiringi tawa yang membahana.
Padahal, bau sampah sudah tercium dari jarak jauh. Kotornya sampah seolah tak dipedulikan para petugas kebersihan ini.
"Enggak apa, biar enggak bosen," kata salah seorang petugas sambil terus mengangkat sampah.
Tulisan dan logo Unit Pelaksana Kebersihan (UPK) Badan Air yang terpampang di seragam mereka pun tidak lagi terbaca. Semuanya berubah menjadi warna hitam begitu juga kulit di sekujur tubuh mereka.
Para petugas kebersihan mengangkat sampah tanpa sarung tangan. Aksi candaan itu berlangsung beberapa menit, sampai mereka akhirnya kembali serius mengangkut sampah dengan tangan kosong ke dalam keranjang biru.
Gunakan Alat Berat
Pengangkutan sampah di Blok Empang Kali Adem, Muara Angke, Jakarta Utara mulai mengerahkan alat berat amphibi excavator swamp sejak hari ke-2, Minggu (18/3/2018). Kepala Suku Dinas Lingkungan Hidup Kepulauan Seribu Yusen Herdiman yakin target pembersihan sampah di teluk Jakarta ini tuntas dalam kurun waktu kurang dari 7 hari.
"Kalau pakai alat berat, saya yakin hanya beberapa hari," ujar Yusen.
Hari pertama pengangkutan yang dilakukan secara manual berhasil membawa total 19 ton sampahtidak terurai menuju Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang.
Sementara pengangkutan sampah teluk Jakarta yang dilakukan secara manual sejak pukul 08.00 WIB hingga pukul 10.00 WIB hari ini, sebelum kedatangan alat berat, mengangkut sebanyak 3 ton.
Yusen belum berencana menambah alat berat, tapi dirinya siap apabila penambahan diperlukan. "Kalau memang kurang, kita koordinasikan. Kalau memang butuh kan ada amphibi ini," ucap Yusen.
Advertisement