Liputan6.com, Jakarta - Pernahkah Anda belajar menulis aksara kuno? Umumnya selama ini aksara yang masih dipelajari dan digunakan di sekolah dasar daerah adalah aksara Hanacaraka. Tapi tahukah anda jika jenis aksara Hanacaraka merupakan turunan dari jenis aksara Pallawa?
Rasa penasaran masyarakat akan aksara Pallawa terjawab melalui pelatihan penulisan Pallawa yang diadakan sebuah komunitas KPBMI (Kelompok Pemerhati Budaya dan Museum Indonesia). Dengan tema Sinau Aksara dan Bedah Prasasti, KPBMI mencoba merangkul masyarakat awam untuk dapat mengenal tulisan Pallawa.
"Acara ini salah satu rangkaian acara rutin yang diadakan KPBMI. Nantinya kita ada 5 sesi pertemuan di bulan yang berbeda," ujar Ketua KPBMI Dhanu Wibowo di Museum Nasional, Gambir, Jakarta Pusat, Minggu 18 Maret 2018.
Advertisement
Hanya dengan membayar Rp 15.000, peserta mendapat seperangkat alat tulis, tabel aksara, dan tentunya diajak berkeliling Museum Nasional untuk melihat koleksi prasasti di museum.
Kurang dari tiga jam, seminar yang dihadiri hampir 60 orang peserta ini sudah dapat memahami dasar penulisan dan dapat menuliskan nama mereka masing-masing menggunakan aksara Pallawa.
"Pelatihannya seru. Buat awam bagus jadi paham gimana sih nulis aksara Pallawa, gimana sih sejarahnya," ujar salah satu peserta.
Berdasarkan pernyataan salah satu pegawai Museum Nasional sekaligus lulusan S1 Arkeologi UI peminatan Epigrafi, Fifia Wardhani, aksara Pallawa adalah nenek moyang beberapa aksara kuno yang ada di Nusantara.
"Aksara Pallawa adalah cikal bakal dari terbentuknya aksara Kawi (Jawa Kuno), Sunda Kuno, dan Hanacaraka (Jawa Baru)," ujarnya.
Â
Asal Mula Adanya Aksara
Aksara digunakan sebagai salah satu cara untuk berkomunikasi dahulu kala. Aksara yang digunakan pada prasasti, merupakan media untuk menyampaikan suatu peristiwa.
Prasasti sendiri populer di masa Hindu-Budha sebagai salah satu media legitimasi kekuasaan raja.
"Penyebaran agama Hindu-Buddha saat itu langsung melalui kerajaan," ujar Sri Ambarwati.
Dia mengatakan, pada prasasti yang ditemukan terdapat beda antara prasasti yang ditulis dari dalam kerajaan dan prasasti yang ditulis di luar kerajaan.
Prasasti yang dihasilkan dari lingkungan kerajaan akan lebih rapi dan biasanya berisi kekuasaan raja.
"Ada beda tulisan dalam prasasti yang dihasilkan dari dalam dan luar istana," kata Sri Ambarwati.
Â
Advertisement