Korupsi dan Toleransi Jadi Materi Wawancara 300 Bakal Caleg PSI

Sebanyak 80 persen bakal calon legislatif mendaftar secara online. Untuk test dua hari ini, Andy menyebut sebanyak kurang lebih 300 peserta.

oleh Ika Defianti diperbarui 22 Apr 2018, 13:47 WIB
Diterbitkan 22 Apr 2018, 13:47 WIB
PSI gelar seleksi Caleg
Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menggelar tes wawancara bakal calon anggota legislatif untuk DPR gelombang dua di kantor DPP PSI. Penyelenggaraan tersebut sudah dimulai sejak Sabtu, 21 April dan Minggu, 22 April 2018. (Liputan6.com/Ika)

Liputan6.com, Jakarta Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menggelar tes wawancara bakal calon anggota legislatif untuk DPR gelombang dua di kantor DPP PSI. Penyelenggaraan tersebut sudah dimulai sejak Sabtu, 21 April dan Minggu, 22 April 2018.

Ketua Tim Kampanye DPP PSI Andy Budiman menyebut proses penerimaan bakal calon legislatif merupakan bentuk perekrutan yang layak dan benar. Sebab dilakukan secara terbuka dan transparan.

"Karena kita tahu orang mau jadi caleg DPR biasanya harus bayar agak mahal, dengan cara dibuka seperti yang dilakukan PSI kita harap prosesnya transparan. Sehingga hasilnya juga bisa dilihat publik bahwa orang ini memang layak," kata Andy di Kantor DPP PSI, Jakarta Pusat, Minggu (22/4).

Dia menjelaskan sebanyak 80 persen bakal calon legislatif mendaftar secara online. Untuk test dua hari ini, Andy menyebut sebanyak kurang lebih 300 peserta.

Saat dijadwalkan tes, lanjut dia, setiap peserta akan diseleksi oleh beberapa panelis atau juri yang terdiri dari pihak independen yang kompeten dan orang DPP PSI.

"Jadi betul-betul orang yang lolos dianggap punya kompetensi integritas. Karena para kandidat ini datang, mereka membawa CV kemudian presentasi apa yg akan mereka kerjakan di DPR," ucapnya.

Tak hanya itu, Andy menyebut para kandidat akan diwawancarai seputar korupsi dan toleransi di Indonesia.

"Karena itu dua pokok perjuangan PSI, jadi kita tanyakan juga pada mereka visi misi yang mereka kerjakan. Karena PSI menganggap dua persoalan Indonesia korupsi dan toleransi," jelas Andy.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya