Eva Sundari: Sekjen PDIP Akan Temui Semua Parpol Termasuk Oposisi

Eva pun berani bertaruh, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto akan menyambangi para partai oposisi. Termasuk Gerindra dan PKS.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 27 Apr 2018, 06:55 WIB
Diterbitkan 27 Apr 2018, 06:55 WIB
Jalin Silaturahmi, PDIP Gelar Pertemuan dengan Perkumpulan Mubalig
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri didampingi Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto saat akan menghadiri pertemuan dengan organisasi Ikhwanul Muballighin di DPP PDIP, Jakarta, Kamis (26/4). (Liputan6.com/JohanTallo)

Liputan6.com, Jakarta - Politikus PDIP Eva Kusuma Sundari mengatakan, partainya tengah mengedepankan politik berkeradaban yang berlandaskan Pancasila, sehingga lebih mengutamakan dialog ketimbang konflik.

"Kita ingin menggolkan gagasan berpolitik berkeradaban. Jangan kepancing konflik. Mengutamakan budaya dialog. Kita memberikan bukti, kita menahan diri. Malah mengajak dialog," kata Eva di Pusat Kajian Keamanan dan Strategi Global Universitas Muhammadiyah Jakarta (PKKSG UMJ), Kamis (26/4/2018).

Dia mencontohkan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, yang terus membangun dialog dengan partai politik. Eva pun berani bertaruh, Hasto akan menyambangi para partai oposisi, termasuk Gerindra dan PKS.

"Sekjen saya ke partai politik, kemudian parpol oposisi. Saya berani taruhan. Dan ini sudah policy," jelas Eva.

Dia menyebutkan, ini salah satu bentuk langkah nyata PDIP untuk membuat teduh suasana.

"PDIP elektabilitas paling tinggi, tapi ngajak bersatu. Yang kecil malah ngajak berantem. (PDIP) tenang, enggak reaktif," pungkas Eva.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Pemimpin Berdaulat

Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto
Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto

Sebelumnya Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengingatkan, pemilu sebagai alat mencari dan menentukan pemimpin secara berdaulat, harus mengedepankan persatuan bangsa. Karena itu, jangan sampai hilang politik yang mengedepankan peradaban.

"Persoalan dengan identitas kebudayaan kita sebagai orang timur, persoalan terkait dengan tradisi bahwa berpolitik itu membangun peradaban, itu tidak boleh hilang hanya gara-gara persoalan kekuasaan itu," jelas Hasto.

Dia juga menuturkan, kualitas demokrasi Indonesia menentukan tingkat kualitas sebagai bangsa. Di mana bisa membangun watak pemerintahan di tingkat manapun dengan mengedepankan nilai kemanusiaan dan membangun rasa persaudaraan dunia.

"Kalau kita mundur, hanya (tinggal mencari ) kekuasaan, lalu hilanglah peradaban politik kita sebagai bangsa yang besar, maka tidak ada gunanya demokrasi. Itu pesan dari Ibu Megawati Sukarnoputri," tutur Hasto.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya