Kepala BIN Dorong Takmir Masjid Jadi Garda Penangkal Paham Radikal

Kepala BIN Budi Gunawan mensinyalir beberapa masjid menjadi tempat penyebaran ajaran ekstrem.

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Apr 2018, 20:43 WIB
Diterbitkan 28 Apr 2018, 20:43 WIB
20161019-Kepala BIN Raker dengan Komisi I-Jakarta
Kepala BIN Budi Gunawan saat menyimak paparan dalam rapat kerja dengan Komisi I DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (19/10). Rapat membahas Penyesuaian RKA-K/L Tahun 2017 sesuai hasil pembahasan Banggar DPR RI. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan meminta takmir masjid menjadi garda terdepan dalam membentengi tempat ibadah dari paham radikal maupun politik praktis. Tujuannya, agar masjid tidak menjadi tempat penyebaran ujaran kebencian, terutama menjelang tahun-tahun politik.

"Perlu kiranya dipikirkan untuk melakukan pelatihan peningkatan kapasitas dalam rangka mendorong dan meningkatkan kemampuan takmir masjid mewujudkan masjid sebagai media penyebaran Islam yang rahmatan lil 'alamin dan pemersatu bangsa," kata Budi Gunawan.

Ia menyampaikannya saat menggelar silaturahmi dengan Takmir Masjid se-Jawa Tengah di Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), Semarang, Sabtu (28/4/2018).

Dalam sambutannya, mantan wakapolri ini menjelaskan, masjid telah mengalami perkembangan yang pesat, baik dalam bentuk fisik maupun fungsi dan perannya. Di masa Nabi Muhammad SAW, lanjut dia, masjid memiliki multifungsi.

Selain sebagai tempat ibadah, masjid juga tempat menimba ilmu, bermasyarakat dan syiar dakwah Islam. Sehingga Islam bisa mencapai titik kejayaan dan tersebar ke seluruh penjuru dunia.

"Kita bersyukur sekarang ini suasana dakwah dan penyebaran Islam di Tanah Air tumbuh dengan pesat. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran keagamaan dan pembinaan akhlaq di kalangan masyarakat telah membaik," tuturnya seperti dilansir Antara.

 

Kekhawatiran

20161019-Kepala BIN Raker dengan Komisi I-Jakarta
Kepala BIN Budi Gunawan menyimak paparan saat mengikuti rapat kerja dengan Komisi I DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (19/10). Rapat membahas Penyesuaian RKA-K/L Tahun 2017 sesuai hasil pembahasan Banggar DPR RI. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Di sisi lain, juga muncul kekhawatiran banyak masjid disinyalir menjadi tempat pengajaran dan penyebaran paham radikal yang menjadi bibit-bibit munculnya terorisme. Sesungguhnya kekhawatiran ini bukan tanpa alasan, apalagi di alam kebebasan berbicara seperti saat ini.

Bahkan, lanjut Majelis Pakar Dewan Masjid Indonesia ini, ceramah-ceramah agama di masjid-masjid saat ini banyak berisi ateri yang mengajak orang untuk 'berperang' melawan orang yang berbeda keyakinan dan agama.

"Banyak generasi muda yang punya semangat keagamaan tinggi, tetapi tidak cermat dan kritis memilah dan memilih sumber referensi akhirnya ikut bergabung demi imajinasi indah yang menyesatkan," kata Budi.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya