Liputan6.com, Jakarta Komitmen PT Angkasa Pura I Bandara Syamsudin Noor dalam menjadi mitra pemerintah dan pendorong pertumbuhan ekonomi kembali diwujudkan dalam program kajian dan survey catchment area, yakni area yang dilayani oleh bandara yang ditunjukan dengan sebaran penumpang dan barang. Tujuannya tak lain adalah untuk mendukung keputusan seluruh pemangku kepentingan agar bandara yang telah ada dapat berfungsi maksimal sehingga mampu mendorong pertumbuhan dari berbagai sektor di Kalimantan Selatan.
Setelah melalui berbagai tahapan, salah satunya adalah survei penumpang di Bandara Syamsudin Noor dengan jumlah responden sebanyak 308 orang tanggal 6-12 Desember 2017 lalu, akhirnya dapat dijabarkan sejumlah kesimpulan sebagaimana yang disampaikan oleh Gunawan selaku Konsultan pelaksana dalam rapat pertemuan di ruang Kayuh Baimbai Bandara Syamsudin Noor.
“Catchment area Bandara Syamsudin Noor saat ini melingkupi daerah Kota Banjarmasin, Banjarbaru, Hulu Sungai Utara, Barito Kuala, Tanah Bumbu, Tapin, Kotabaru, dan Balangan. Pasca pengembangan bandara baru nantinya catchment area akan berekspansi ke arah utara hingga Kabupaten Balangan, Tabalong, dan Paser.” Jelas Gunawan
Advertisement
Ia juga menjelaskan bahwa hasil survey menunjukan sebanyak 42,12% motif perjalanan responden adalah untuk keperluan pendidikan, sedangkan 41,52% untuk keperluan bisnis atau perjalanan dinas, sisanya sebanyak 8,48% untuk keperluan pariwisata, sedangkan 7,88% untuk keperluan keluarga.
Jumlah wisatawan mancanegara dan domestik di Provinsi Kalimantan Selatan selama 5 tahun terakhir (2011 – 2016) pun terus mengalami peningkatan dan di tahun 2016 tercatat sebanyak 718.380 orang.
General Manager Bandara Syamsudin Noor, Wahyudi mengatakan dihadapan seluruh undangan baik internal maupun eksternal seperti Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Kalsel dan juga Kota Banjarbaru, Dinas Perhubungan Provinsi Kalsel, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Kalsel, Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata Kota Banjarbaru, Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kota Banjarbaru, dan lain sebagainya kembali menekankan potensi salah Jemaah umroh yang mencapai 15 – 20 ribu orang dari pemberangkatan Banjarmasin. Itupun banyak yang tersebar melalui Solo dan Yogyakarta.
Hasil kajian dan survey juga menunjukan bahwa Perishable cargo (barang tidak tahan lama) yang masuk ke Klasel paling besar yaitu telur dengan presentase 56,80%, sedangkan dengan live animal didominasi oleh anak ayam dengan presentase 47,18%. Terkait dengan hal ini, hasil survey pun menunjukan bahwa sebenarnya Kalsel memiliki potensi ternak non-unggas untuk dikembangkan terutama kambing di Kabupaten Tanah Laut yang tercatat sebanyak 15.360 ekor di tahun 2016.
Potensi kargo di catchment area Bandara Syamsudin Noor yang paling menjanjikan produksi perikanan laut dimana Provinsi Kalsel merupakan penghasil ikan terbesar khususnya Kotabaru yang merupakan Kapubaten penghasil komoditas perikanan laut terbanyak di dalam catchment area yaitu sebesar 71.574 ton.
Dari data tren historis (time series) umrah dan kenaikan kuota haji tahun 2017, diperkirakan jumlah Jemaah umroh di Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara akan menembus 50 ribu di tahun 2022.
Melihat dari hasil kajian dan survey, Positioning Bandara Syamsudin Noor jika dilihat dari aspek industri yakni 90 dari 291 industri besar dan sedang berada dalam catchment area. Sedangkan 6 kabupaten ditetapkan sebagai kawasan industri besar dan sedang dari 12 kabupaten lainnya. Berdasarkan analisis tersebut, Bandara Syamsudin Noor ideal untuk mengambil posisi sebagai “Bandara Bisnis” serta “Bandara Haji dan umrah”.
Menanggapi hal kajian dan survey catchment area perwakilan Dinas Perhubungan mengungkapkan “Kami memiliki program-program sendiri salah satunya akan mengembangkan transportasi masal yang memperhatikan kemudahan konektivitas dari dan ke Bandara Syamsudin Noor.” ujarnya
Sedangkan perwakilan Bapeda Provinsi Kalsel menanggapi “Catchment area Bandara Syamsudin Noor sebenarnya adalah seluruh wilayah di Kalimantan Selatan yang terdiri atas 13 kabupaten/kota. Ada beberapa wilayah belum masuk ke dalam catchment area khususnya terkait destinasi wisata.” Ungkapnya
Rencana penggunaan hasil survey dan analisis catchment area ini nantinya akan disempurnakan sesuai masukan untuk mewujudkan nawa cita bidang transportasi udara, bandara, memfasilitasi terjadinya realisasi peningkatan transportasi udara dari sisi transportasi darat ke udara dan dari udara ke darat, memfasilitasi peningkatan kapasitas catchment area untuk menghasilkan daya tarik maupun peningkatan daya beli, hingga mempercepat utilisasi investasi pembangunan bandara dengan usaha peningkatan kualitas layanan dan perencanaan pembangunan yang berkesinambungan.
(*)