Begini Tahapan Pemerintah Atasi Kericuhan di Mako Brimob

Moeldoko mengatakan Presiden Jokowi memberi beberapa arahan langsung terkait penanganan kericuhan di Mako Brimob.

oleh Yunizafira Putri Arifin Widjaja diperbarui 11 Mei 2018, 16:35 WIB
Diterbitkan 11 Mei 2018, 16:35 WIB
Kepala Staf Presiden, Moeldoko (Liputan6.com/Yunizafira)
Kepala Staf Presiden, Moeldoko (Liputan6.com/Yunizafira)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko, membeberkan proses pemerintah menangani kericuhan di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok. Ia menguraikannya agar tak muncul kebingungan di tengah masyarakat.

"Kenapa kelihatan perlu waktu dan tertutup dari awal karena ini persoalan teknikal," ungkap Moeldoko, di Kantor Staf Kepresidenan, Jalan Veteran, Jakarta Pusat, Jumat (11/5/2018).

Moeldoko menjelaskan, hal pertama yang dilakukan adalah melaporkan insiden itu ke Presiden Jokowi. Lalu, Jokowi memberikan petunjuk untuk membentuk kesatuan komando atau posko yang diketuai oleh Menkopolhukam, Wiranto.

"Secara prosedur dan proses penanganan sudah berjalan sangat baik. Kebetulan saya bersama Presiden pada saat itu di Pekanbaru," sebut dia.

Jokowi, menurut Moeldoko, juga meminta penanganan dilakukan dengan tegas, tanpa ragu-ragu. Selain itu, Jokowi meminta agar sebisa mungkin penanganan tidak menimbulkan korban. Ketiga, ada batasan waktu penyelesaiannya.

"Berikutnya biasa itu ada dalam militer kepolisian ada prosedur pengambilan keputusan. Setelah Presiden memberikan petunjuk seperti itu, di situlah berjalan prosedur pengambilan keputusan," ucapnya.

Selanjutnya, mantan Panglima TNI itu menuturkan, terdapat beberapa alternatif untuk dilakukan. Tindakan pertama adalah menyerbu langsung. Kedua, memberikan tekanan terlebih dahulu yang kemudian disusul tindakan taktis.

Menurut Moeldoko, karena kala itu masih ada satu anggota Polri yang menjadi sandera, dipilih opsi kedua. Hingga akhirnya dari tindakan ini berhasil menyisakan 10 orang narapidana teroris yang belum menyerah.

"Intention, bagaimana memberikan tekanan, bukan negosiasi ya, tekanan-tekanan. Di antaranya listrik dimatikan, air dimatikan, dan makanan tidak diberikan," tutur Moeldoko.


Narapidana Mulai Mengeluh

Yusron Fahmi/Liputan6.com
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.

"Setelah malam ada keluhan dari mereka dan yang satu dilepas. Secara terbatas makanan kita berikan. Setelah yang satu dilepas kita tekan lagi, intention lagi pada akhirnya mereka menyerah. Tetapi masih ada 10 yang tertinggal," katanya.

Setelah menyisakan 10 orang napiter, barulah opsi penyerbuan diambil. Sehingga 10 orang tersebut akhirnya berhasil menyerah kepada petugas.

"Kemarin ada suara ledakan-ledakan, itulah serbuan dan yang 10 menyerah. Kira-kira langkah-langkahnya seperti itu, sehingga semuanya selesai dan tidak ada korban," kata dia.

Moeldoko berharap penjelasan ini dapat dipahami dengan baik dan tidak membentuk perdebatan di tengah masyarakat.

Saksikan video pilihan di bawah ini

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya