Indikasi Letusan Magmatik Gunung Merapi Belum Ditemukan

Sebelumnya, saat letusan freatik terjadi dini hari tadi, BPPTKG langsung melakukan analisis abu letusan. Karena, menurut Agus, kombinasi letusan freatik dan magmatik akan mungkin terjadi.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Mei 2018, 13:48 WIB
Diterbitkan 23 Mei 2018, 13:48 WIB
Menebak Perubahan Lava Kubah Merapi dalam 144 Tahun
Erupsi Gunung Merapi. (Liputan6.com/Yanuar H)

Liputan6.com, Yogyakarta - Pascaerupsi, hingga saat ini belum ditemukan adanya indikasi letusan magmatik Gunung Merapi di Kabupaten Sleman, Yogyakarta, Jawa Tengah.

"Letusan magmatik harus dibuktikan bahwa ada campuran material baru. Tetapi sampai sekarang belum ada material yang mengarah ke magmatik," kata Kepala Seksi Gunung Merapi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, Agus Budi Santosa, Rabu (23/5/2018), seperti dilansir Antara

Sebelumnya, saat letusan freatik terjadi dini hari tadi, BPPTKG langsung melakukan analisis abu letusan. Karena, menurut Agus, kombinasi letusan freatik dan magmatik akan mungkin terjadi.

Namun demikian, proses analisis abu belum menunjukkan tanda-tanda mengarah ke letusan magmatik.

Jeda letusan freatik Gunung Merapi saat ini rentangnya semakin lama. Jika dibandingkan jeda letusan yang terjadi sebelumnya pada 21-22 Mei.

Selain itu, gempa tremor yang menjadi pemicu dinaikkannya status Gunung Merapi dari normal (Level I) menjadi waspada (Level II), saat ini juga sudah tidak ada lagi.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Letusan Freatik Kembali Terjadi?

Gunung Merapi
Seorang pria bekerja di lokasi penambangan pasir saat Gunung Merapi mengeluarkan abu vulkanik di Yogyakarta, Indonesia, (22/5). Pihak berwenang juga memerintahkan warga dalam jarak 3 kilometer (2 mil) untuk mengungsi. (AP Photo/Slamet Riyadi)

Akan tetapi dari sisi besar letusan, menurut Kepala BPPTK, letusan freatik, Rabu, 23 Mei kemarin dinilai cukup besar. Karena memiliki amplitudo mencapai 50 mm dengan ketinggian kolom asap mencapai 2.000 meter.

"Namun untuk menyimpulkan apakah aktivitas Gunung Merapi saat ini turun atau naik kami masih butuh waktu," tambah Agus Budi.

Apakah letusan freatik akan kembali terjadi? Kepala BPPTK Gunung Merapi juga belum dapat memastikan. Menurut Agus, bila itu terjadi disebabkan ada sumbatan akumulasi gas yang terus menerus diproduksi oleh magma di puncak Gunung Merapi.

"Letusan freatik bisa terjadi meskipun tidak ada kontak gas dengan air. Ketika dia (gas) tersumbat oleh bebatuan di atas, maka terakumulasi dan menjadi letusan," ujar  kata Kepala Seksi Gunung Merapi BPPTK GYogyakarta, Agus Budi Santosa.

 

 

Saksikan video pilihan selengkapnya di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya