Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsekal Madya Muhammad Syaugi menginstruksikan jajarannya untuk melakukan operasi pencarian korban tenggelamnya KM Sinar Bangun selama tujuh hari.
Namun, apabila selama tujuh hari itu belum mendapatkan hasil yang signifikan maka pihanya akan menambah waktu pencarian.
"Operasi selama 7 hari bila tidak ditemukan tambah 3 hari. Setelah 10 hari tidak ditemukan dan ada kemungkinan ditemukan, akan tambah lagi," kata Syaugi di Istana Kepresidenan, Bogor, Jawa Barat, Rabu (20/6/2018).
Advertisement
Basarnas memastikan akan bekerja keras menemukan para korban tenggelamnya KM Sinar Bangun, sebagaimana yang telah diinstruksikan oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
"Kita akan all out, seperti arahan presiden sehingga pencarian korban bisa ditemukan," ucap Syaugi.
Basarnas juga melibatkan TNI dan Polri dalam operasi pencarian korban. Selain itu, sejumah alat khusus juga diturunkan.
"Kedalaman di lokasi adalah 300-500 meter. Di samping menggunakan penyelam-penyelam, ada alat khusus yang digunakan. Yaitu remote underwater vehichle, bisa lihat sampai 300 meter," tandas Syaugi.
Â
Dalami Penyebab
Sebelumnya, KM Sinar Bangun tenggelam di Danau Toba, pada Senin 18 Juni 2018 lalu. Kapal tenggelam saat berlayar dari Pelabuhan Simanindo, Kabupaten Samosir, menuju Pelabuhan Tigaras, Kabupaten Simalungun.
Korban yang hilang dilaporkan berjumlah 186 orang. Sebanyak 94 orang sudah teridentifikasi, sedangkan 92 orang belum diketahui identitasnya. Sementara itu, korban tewas dilaporkan menjadi 3 orang. Korban selamat disebutkan berjumlah 18 orang.
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) sejauh ini belum bisa memastikan penyebab tenggelamnya kapal. Tim investigasi sudah diturunkan untuk menganalisis kejadian tersebut.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement