2 Kendala yang Persulit Pencarian Korban Tenggelam KM Sinar Bangun

Tim pencari korban tenggelam KM Sinar Bangun menggunakan alat dengan kemampuan jelajah hingga kedalaman 350 meter.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Jun 2018, 10:16 WIB
Diterbitkan 21 Jun 2018, 10:16 WIB
Cuaca Buruk Hambat Pencarian Korban Kapal Tenggelam di Danau Toba
Tim penyelamat mencari korban hilang KM Sinar Bangun yang tenggelam di Danau Toba, Sumatera Utara, Selasa (19/6). Pencarian korban hilang sempat dihentikan akibat cuaca buruk. (AP Photo/Lazuardy Fahmi)

Liputan6.com, Jakarta - Pencarian korban tenggelamnya KM Sinar Bangun di Perairan Danau Toba terus dilanjutkan. Tim pencari terkendala beberapa faktor untuk menemukan korban.

"Kemampuan daya selam personel dan alat (pendeteksi) terbatas," kata Kepala Kantor SAR Medan, Budiawan, usai apel tim gabungan di Pelabuhan Tiga Ras Simalungun yang menjadi posko tim pencarian, Kamis (21/6/2018).

Kedalaman lokasi yang diduga tempat tenggelamnya kapal penumpang KM Sinar Bangun diperkirakan mencapai 460 meter. Sementara, kemampuan daya jelajah alat pencari hanya mencapai 350 meter.

Pada pencarian korban hari keempat, tim SAR menurunkan alat jelajah kedalaman air berkemampuan sampai 600 meter dari Pushidrosal TNI AL.

Seperti dilansir Antara, tingkat kedinginan air Danau Toba juga menjadi kendala bagi penyelam, sehingga daya selam dibatasi sedalam 50 meter.

Upaya pencarian korban tenggelam KM Sinar Bangun juga dilakukan di atas permukaan air, dengan mengerahkan 200 dari 366 personel tim gabungan. Sebanyak 10 perahu karet dikerahkan, termasuk perahu motor dan kapal warga setempat.

 

Lokasi Pencarian

Sasaran pencarian di Timur Laut Selatan sesuai arah angin dengan radius 6-10 kilometer dari koordinat titik tenggelamnya kapal.

Data di posko bencana, sejumlah 192 penumpang sesuai laporan pihak keluarga belum ditemukan, 18 selamat dan tiga meninggal.

Saksikan video pilihan di bawah ini

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya