Ancaman Teroris Beredar, 9 Ribu Personel TNI-Polri di Riau Jaga TPS

Kelompok teroris sudah beberapa kali ditangkap dan sempat menyerang Polda Riau beberapa waktu.

oleh M Syukur diperbarui 25 Jun 2018, 14:25 WIB
Diterbitkan 25 Jun 2018, 14:25 WIB
Polisi
Personel kepolisian bersiaga menyusul adanya ancaman serangan teroris. (Liputan6.com/M Syukur)

Liputan6.com, Pekanbaru - Sebanyak 6.000 personel Polda Riau ditambah 3.000 anggota TNI dari Komando Resort Militer Wirambima Bukitbarisan bergerak ke ribuan TPS mengamankan Pilkada. Pelepasan dilakukan Kapolda Riau Irjen Nandang di halaman Mapolda.

Menurut Kapolda Riau Irjen Nandang, ribuan personel dari Polda itu termasuk pasukan dari Polres dan Polsek jajaran di Bumi Lancang Kuning. Khusus yang bertugas di Polda saja, ada 891 personel yang dikerahkan membantu Polres yang ada.

"891 ini tugasnya membantu pengamanan, hari ini mulai digeser ke Polres," ucap Nandang usai pelepasan itu, Senin siang (25/6/2018).

Di Riau, akan dilaksanakan Pilkada gubernur dan wakil gubernur serta bupati dan wakil bupati di Kabupaten Indragiri Hilir. Pemilihan ini dibayangi ancaman terduga teroris yang mengatasnamakan diri Daulat Anshorut Daulat (JAD).

Kelompok teroris yang anggotanya sudah beberapa kali ditangkap dan sempat menyerang Polda Riau beberapa waktu lalu ini mengirimkan pesan berantai melalui WhatsApp dan pesan singkat SMS.

Dalam pesan berantai itu, setiap anggota JAD diperintahkan melakukan amaliah. Targetnya anggota polisi yang menjaga TPS karena dianggap sebagai toghut dan pesta demokrasi dinyatakan bentuk kesyirikan.

Perihal pesan berantai ini dibenarkan oleh Kapolda Riau Irjen Nandang. Dia pun memerintahkan anggota yang mengamankan TPS selalu waspada.

"Ada beredar dari kelompok tertentu pesan berantai, mengarahkan amaliah ke TPS, anggota disuruh waspada," tegas Nandang.

Menurut Nandang, orang ataupun kelompok yang berusaha menggagalkan Pilkada seperti siluman atau makhluk halus, gerakannya ada tapi tak berwujud. Kelompok ini bergerak kalau ada celah atau kelengahan dari petugas.

"Itu seperti siluman, bangsa mahkluk halus. Dia melihat yang lengah, kalau sudah waspada, dia mundur," kata Nandang.

 

Polisi Khawatir

Personel polisi
Personel kepolisian bersiaga menyusul adanya ancaman serangan teroris. (Liputan6.com/M Syukur)

Adanya pesan berantai ini membuat sejumlah polisi khawatir, apalagi sebagian besar yang bertugas di TPS ini tidak dibekali senjata api. Mereka pun berharap saat bertugas nanti tidak terjadi apa-apa.

"Memang ada pesan itu, saya juga terima. Khawatir juga karena tak pakai senjata api mengamankan TPS. Mudah-mudahan tak terjadi," kata seorang polisi yang ditugas menjaga TPS di luar Kota Pekanbaru.

Di samping pasukan pengamanan, Polda Riau bersama Bawaslu dan KPU juga sudah membentuk satgas money politic. Pasukan ini sudah bergerak sejak Minggu, 24 Juni 2018, dengan sasaran politik uang selama masa tenang yang berlangsung tiga hari jelang pencoblosan.

"Dari kemarin sudah dilakukan razia," ucap Nandang.

Terkait tahanan di Mapolda, Mapolres dan Mapolsek, Irjen Nandang menyebut pihaknya bakal menyediakan TPS berjalan. Petugas pencoblosan akan datang ke tahanan dan memberikan hak politik kepada tahanan.

"Gak mungkin tahanan mendatangi TPS, makanya ada TPS berjalan. Begitu juga nanti yang di rumah sakit," sebut Nandang.

 

*Pantau hasil hitung cepat atau Quick Count Pilkada Jabar, Jateng, Jatim, Sumut, Bali dan Sulsel di sini dan ikuti Live Streaming Pilkada Serentak 9 Jam Non Stop hanya di liputan6.com.

 

Saksikan tayangan video menarik berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya