Kasus Pemukulan, Ini Penjelasan Adik Anggota DPR Saat Kejadian di Pondok Indah

Penyelidik Polda Metro Jaya memeriksa adik dari anggota DPR Herman Hery, Yudi Adranacus.

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Jul 2018, 01:23 WIB
Diterbitkan 12 Jul 2018, 01:23 WIB
penganiayaan
Ilustrasi kekerasan (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta - Penyelidik Polda Metro Jaya memeriksa adik dari anggota DPR Herman Hery, Yudi Adranacus. Usai pemeriksaan, Yudi yang didampingi oleh kuasa hukumnya, Ardy Ambalembout menceritakan peristiwa pemukulan di Jalan Alteri Pondok Indah.

Yudi mengaku, saat itu 10 Juni 2018, pukul 22.00 WIB, melintas di lokasi. Saat itu, ia mengaku lalu lintas macet karena menjelang liburan panjang. Hingga akhirnya memasuki jalur khusus Transjakarta.

"Kendaraan kami berjalan masuk lewat Kebayoran Lama, ingin menuju ke Pondok Indah, saya disopiri oleh sopir saya Pak Pardan. Dan setelah masuk di jalur arteri Pondok Indah karena macet akhirnya kami memutuskan saudara Pardan masuk lewat jalur Busway. Itu pun karena mobil depan masuk di jalur Busway. Jadi kami ikut aja," kata Yudi di Metro Jaya, Rabu malam (11/7/2018).

Saat berada di jalur khusus Transjakarta, Yudi melihat banyak petugas kepolisian yang melakukan razia. "Akhirnya berhenti semua kami, termasuk mobil di depan dan termasuk mobil yang saya tumpangi," kata Yudi.

Saat razia itu, Yudi mengaku melihat seorang laki-laki yang tak dikenal keluar dari mobil dan tampak berbicara dengan polisi. Saat itu, dia tak tahu kalau itu adalah Ronny.

"Waktu itu saya belum tahu saudara Ronny, menggunakan mobol Honda CR-V Hitam. Dan keluar dari kendaraannya, dan dia sedikit ada bicara dengan polisi, Polantas. Saya punya feeling waktu itu dia mau ditilang, dan saya lihat agak ngotot di depan. Saya juga nggak terlalu peduli. Bukan urusan saya," ujarnya.

"Kendaraan kami disuruh mundur dulu. Saya tanya sama sopir saya, kenapa ini kendaraan mundur? Di depan itu disuruh mundur. Loh di belakang ada Busway. Nah akhirnya diam di situ," sambung Yudi.

Ronny Menggebrak Mobil

Saat itu, lanjut Yudi, Ronny terlihat ngotot dengan Polantas hingga akhirnya menyambangi kendaraannya dan menggebrak mobilnya.

Dia mengatakan, sempat meminta sopirnya, Pardan untuk menurunkan kaca mobil dan menyerahkan SIM kalau ditilang.

"Makanya posisi dalam kaca turun. Jadi saya dengar omongan dia. Ini kendaraan ini gimana, ditilang atau tidak. Dengan suara tinggi dan emosi. Saya agak kaget dengan kondisi seperti itu karena saya digebrak, menurut saya, ya sudah saya turun akhirnya. Setelah itu saya samperin Ronny, saya tanya sama dia. Maksudnya apa ini?," bebernya.

Saat ditanya, Ronny justru bersikap arogan. Yudi mengaku Ronny memukulnya hingga dirinya terjatuh.

"Tapi nggak kena, karena saya menghindar. Begitu saya jatuh, lantas saudara Pardan turun dari mobil. Karena dia melihat saya teraniaya, dan saya sebagai bosnya. Wajar saya rasa dia bela bosnya. Turun dan ingin memisahkan, bukan berantem. Memisahkan," kata dia.

Namun, Ronny dengan emosinya juga memukul Pardan. Hingga akhirnya terjadi pergulatan.

"Saya pikir orang sudah banyak akhirnya mereka dilerai. Saya pun akhirnya masuk ke mobil. Setelah dilerai, saudara Pardan masuk, dia masuk, kami akhirnya jalan," pungkasnya.

Reporter: Ronald

Sumber: Merdeka.com

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya