MUI Imbau Galang Solidaritas Nasional untuk Gempa Palu

Majelis Ulama Indonesia (MUI) turut berduka atas duka bencana gempa bumi dan tsunami di Palu dan Donggala.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 01 Okt 2018, 08:29 WIB
Diterbitkan 01 Okt 2018, 08:29 WIB
Gempa dan Tsunami Melanda Palu
Seorang pria memeriksa kerusakan akibat gempa dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah , Sabtu (29/9). Gelombang tsunami setinggi 1,5 meter yang menerjang Palu terjadi setelah gempa bumi mengguncang Palu dan Donggala. (AP Photo/Rifki)

Liputan6.com, Jakarta - Majelis Ulama Indonesia (MUI) turut berduka atas duka bencana gempa bumi dan tsunami di Palu dan Donggala. MUI berharap para korban meninggal khusnul khotimah dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan.

"Demikian pula untuk korban yang luka, semoga segera diberikan kesembuhan," tulis Waketum MUI Zainut Tauhid melalui pesan tertulis, Senin (1/10/2018).

MUI mengimbau pemerintah segera mengambil langkah darurat mengatasi bencana tersebut. Seperti dengan mengutamakan keselamatan jiwa, evakuasi dan mengurus jenazah korban, air bersih, bahan makanan, tempat pengungsian, mencukupi tenaga medis dan obat-obatan, serta memulihkan jaringan transportasi, listrik dan telekomunikasi.

"Juga kepada masyarakat, kami mengimbau untuk menggalang solidaritas nasional, bahu-membahu, bergotong royong dan bekerja sama untuk membantu saudara kita yang sedang ditimpa musibah," lanjut Zainut.

Ke depan, MUI berharap pemerintah bisa memberikan edukasi agar dapat mengatasi dan mengantisipasi bila terjadi gempa. Hal ini dimaksud, supaya masyarakat lebih memiliki kesiapan untuk menghadapi musibah yang akan terjadi.

"Insyaallah kita akan bisa menyelesaikan bencana ini dengan baik," Zainut menutup.

 

832 Meninggal

Sebanyak 832 orang meninggal dunia akibat gempa Palu dan Donggala. Korban meninggal dunia karena tertimpa reruntuhan bangunan akibat gempa yang diikuti oleh tsunami.

"Jumlah korban jiwa per 30 September 2018 pukul 13.00 WIB 832 orang meninggal dunia," ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Sutopo Purwo Nugroho, dalam siaran persnya, Jakarta, Minggu (30/9/2018).

Menurut dia, mayoritas korban merupakan warga Palu sebanyak 821 orang. Sementara, 11 korban lainnya merupakan warga Donggala.

BNPB juga mencatat 540 orang luka berat. Mereka dirawat di sejumlah rumah sakit.

Sebanyak 16.732 jiwa lainnya mengungsi. Mereka mengungsi di 24 titik di Palu dan Donggala.

"Diperkirakan jumlah korban akan terus bertambah karena masih banyak korban yang belum teridentifikasi, korban diduga masih tertimbun bangunan runtuh dan daerahnya belum terjangkau tim SAR," ujar Sutopo.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya