Begini Perjuangan Warga Palu untuk Dapat BBM Usai Gempa dan Tsunami

Padatnya antrean membuat warga Palu mengaitkan jeriken mereka dengan tali. Jika sudah tiba giliran, jeriken itu ditarik oleh petugas untuk diisi BBM.

oleh Ady Anugrahadi diperbarui 04 Okt 2018, 06:36 WIB
Diterbitkan 04 Okt 2018, 06:36 WIB
Perjuangan Warga Palu untuk Memperoleh BBM Usai Gempa dan Tsunami
Perjuangan Warga Palu untuk Memperoleh BBM Usai Gempa dan Tsunami. (Liputan6.com/Ady Anugrahadi)

Liputan6.com, Jakarta - Warga Palu dan sekitar di Sulawesi Tengah masih kesulitan memperoleh Bahan Bakar Minyak (BBM) usai diguncang gempa dan tsunami pada Jumat, 28 September lalu.

Pada saat ini, untuk mendapatkan 5 liter BBM saja, warga Palu butuh tenaga ekstra.

Bagaimana tidak, konsumen harus mengantre panjang untuk memperoleh BBM. Akibatnya, banyak warga berusaha menyisati keadaan ini dengan berbagai cara.

Seperti yang terlihat di salah satu Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Sisingamangaraja, Palu.

Padatnya antrean membuat warga mengaitkan jeriken mereka dengan tali. Jika sudah tiba giliran, jeriken itu ditarik oleh petugas untuk diisi dengan BBM.

"Beginilah. Kami harus menunggu berjam-jam untuk mendapatkan BBM," ucap seorang warga Palu, Rahul Rahmansyah, Rabu (3/10/2018).

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Tidak Bisa Beli Sesuka Hati

Warga pun tidak bisa membeli BBM sesuka hati. Satu jeriken dibatasi hanya dapat 5 liter bensin.

"Masih susah pokoknya. Kalau ada mahal lagi, satu jeriken kami harus bayar Rp 50 ribu," lanjut dia.

Warga lainnya, Fadli, menjelaskan perilaku warga juga masih kurang tertib. "Begitu ada yang sudah tak sabar menunggu, dia akan ambil jeriken, lalu diputus talinya," ujar dia.

Kondisi inilah yang sering memicu konflik antarwarga.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya