Sutopo: Korban Meninggal Gempa Palu dan Donggala Masih Ditemukan

Meskipun evakuasi korban gempa Palu dan sejumlah wilayah lainnya di Sulawesi Tengah sudah dihentikan pada Kamis 12 Oktober 2018.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Okt 2018, 11:55 WIB
Diterbitkan 21 Okt 2018, 11:55 WIB
Tim Sar mengevakuasi korban gempa Palu dan Donggala.
Tim Sar mengevakuasi korban gempa Palu dan Donggala. (Basarnas)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, petugas dan relawan masih menemukan korban meninggal dunia gempa Palu serta Donggala. Meskipun, evakuasi korban bencana di Sulawesi Tengah sudah dihentikan pada Kamis 12 Oktober 2018.

"Hampir setiap hari, petugas dan relawan menemukan korban saat melakukan pembersihan reruntuhan dan puing-puing bangunan atau lingkungan di daerah terdampak bencana," kata Sutopo, dalam siaran tertulisnya, di Jakarta, Sabtu 20 Oktober 2018.

Menurut dia hingga Sabtu kemarin, korban gempa Palu dan sekitar yang meninggal dunia, tercatat oleh BNPB sebanyak 2.113 orang. Seluruh korban meninggal dunia telah dimakamkan, baik secara massal maupun oleh keluarganya.

"Pembersihan puing-puing bangunan terus dilakukan petugas gabungan bersama relawan. Sebanyak 14.604 petugas gabungan dari TNI/Polri, sipil dan relawan dikerahkan untuk penanganan darurat," tutur Sutopo.

Selain itu, 251 unit alat berat, terdiri dari 64 unit dari TNI dan 187 unit dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, dikerahkan untuk pembersihan lingkungan dan lainnya.

"Percepatan pemulihan dampak bencana terus diintensifkan, khususnya pemenuhan kebutuhan dasar pengungsi, pelayanan medis, perbaikan infrastruktur dasar dan normalisasi kehidupan masyarakat," ujar Sutopo soal gempa Palu dan Donggala seperti dilansir dari Antara.

Berangsur Normal

Pandangan Udara Kota Palu Usai Dilanda Gempa dan Tsunami
Pandangan udara memperlihatkan sejumlah bangunan rusak usai dilanda gempa dan tsunami Palu, Sulawesi Tengah, Senin (1/10). Gempa berkekuatan 7,4 Magnitudo disusul tsunami melanda Palu dan Donggala pada 28 September 2018. (JEWEL SAMAD/AFP)

Penanganan darurat dampak gempa bumi dan tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah masih terus dilakukan.

Percepatan pemulihan dampak bencana terus dintensifkan, khususnya pemenuhan kebutuhan dasar pengungsi, pelayanan medis, perbaikan infrastruktur dasar, dan normalisasi kehidupan masyarakat.

Sutopo mengatakan, masa tanggap darurat bencana masih diberlakukan hingga 26 Oktober 2018. Beberapa fasilitas publik seperti listrik dan komunikasi sebagian besar sudah pulih kembali di daerah terdampak bencana.

"Pemulihan BTS untuk komunikasi di Sulawesi Tengah dari total 3.519 BTS, mencapai 96,1 persen. Jaringan Telkomsel telah pulih 100 persen. Begitu juga dengan pasokan listrik. Tujuh gardu induk, 2.086 gardu distribusi dan 45 unit penyulang serta 70 dari 77 unit genset telah dioperasikan. Pelayanan listrik total mencapai 95 persen," kata Sutopo dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Sabtu 20 Oktober 2018.

"Beberapa daerah memang aliran listrik belum berfungsi di Kabupaten Donggala seperti di sebagian Kecamatan Sindue, Balaesang Tanjungdan Sirenja sehingga perlu dioperasikan genset dan pemasangan instalasi listrik di lokasi pengungsi," sambungnya.

Selain itu, 25 SPBU telah beroperasi di Kota Palu, Kabupaten Donggala, Sigi dan Parigi Moutong, yang dibantu dengan 13 unit mobil tangki dengan dispenser, distribusi melalui 40 truk tangki BBM dengan mengerahkan 132 relawan operator SPBU.

Bukan hanya itu saja, kondisi perekonomian juga berangsur-angsur normal kembali. Sebanyak 25 pasar daerah, 3 pasar tradisional, 3 pasar swalayan, dan 17 perbangkan telah kembali beroperasi.

"Sekolah darurat telah dijalankan meski masih ada kekurangan tenda darurat dan sarana prasarana pendidikan dan belum semua siswa masuk sekolah," ujarnya.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya