Hidayat: PKS Tak Gantungkan Coattail Effect pada Pasangan Capres

PKS meminta kadernya untuk mengoptimalkan kampanye terhadap Calon Wakil Presiden Sandiaga Salahuddin Uno di Pilpres 2019.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Okt 2018, 19:25 WIB
Diterbitkan 22 Okt 2018, 19:25 WIB
PKS Diskusi Bareng Dubes Palestina
Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid memberi sambutan dalam diskusi Ambassador Talks di Fraksi PKS, Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (17/4). Diskusi membahas penanganan pengungsi di negara konflik dan pengaruhnya secara global. (Liputan6.com/JohanTallo)

Liputan6.com, Jakarta - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) meminta seluruh kadernya untuk terus mengoptimalkan kampanye terhadap Calon Wakil Presiden Sandiaga Salahuddin Uno di Pilpres 2019. Hal itu disampaikan langsung Presiden PKS Mohammad Sohibul Iman melalui surat edaran Nomor 05/D/EDR/DPP PKS/2018.

Dalam surat tertanggal 17 September 2018 itu disebutkan semua kader Fraksi PKS harus menginisiasi untuk memenangkan Sandiaga di Pilpres 2019. Hal itu dilakukan untuk mendapatkan efek ekor jas (coattail effect) bagi PKS. Para anggota fraksi juga diharuskan mengkoordinasikan jadwal kampanye ke Direktur Pencapresan PKS, Mardani Ali Sera.

"Memang ada surat edaran itu. Bukan berarti belum dilakukan kampanye pileg dan pilpres. Itu hanya menegaskan, menguatkan, jadi kebijakan dasarnya kita, PKS mendukung Prabowo-Sandi sebagai capres-cawapres," kata Wakil Ketua Majelis Syura PKS Hidayat Nur Wahid di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (22/10).

Hidayat mengatakan, keberadaan surat itu hanya untuk penguatan dan sinkronisasi kampanye Pilpres 2019. Sandiaga dipilih sebagai fokus PKS karena lebih sering turun ke lapangan dan menyapa masyarakat Indonesia.

"Kan faktanya sekarang ini yang selalu turun ke lapangan kan selalu dengan Pak Sandi. Pak Sandi lagi banyak turun. mungkin ya karena beliau yang real banyak turun sekarang ini ya sudah dibarengi dengan yang banyak turun saja," ungkapnya.

Meski begitu Wakil Ketua MPR ini yakin, jika surat itu tidak menitikberatkan pada Sandiaga, tetapi juga Prabowo Subianto sebagai capres.

"Mungkin karena Pak Sandi komunikatif kepada PKS dan memang juga kita sudah terbiasa jalan dengan beliau dalam konteks Pilgub DKI. Tapi kebijakan dasar tidak berubah. Bahwa kita akan memenangkan sekaligus Prabowo-Sandi," ujarnya.

Dia menambahkan, PKS juga tidak pernah menggantungkan coattail effect pada pasangan capres-cawapres. Selama ini partainya selalu bergantung pada kemampuan dan soliditas para kadernya.

"Tahun 2009 juga begitu. 2014 juga. Jadi kami PKS, tidak membasiskan pilihan politik kami pada kemungkinan mendapat coattail effect. Kami selama ini membasiskan diri pada kemampuan mesin partai, soliditas partai, dan kinerja partai dan anggotanya," ucapnya.

 

Hindari Praktik Kotor

Hidayat Nur Wahid : Berkat Pengorbanan Ulama, Negara Indonesia Tidak Terpecah Belah
-

Ketua Dewan Syariah Partai Keadilan Sejahtera (PKS) KH Surahman Hidayat menyatakan siap berkomitmen mengawal dan menjaga moral partai serta para kadernya. Hal ini menurutnya dilakukan jelang Pemilu 2019 mendatang.

"Ini untuk kemenangan dakwah pada Pileg dan Pilpres 2019 yang bermartabat dan penuh berkah," ujar Surahman, seperti dilansir Antara, Senin (22/10/2018).

Ia mengatakan, pihaknya telah melakukan Multaqa Nasional pada 20-21 Oktober 2018 yang diikuti oleh 32 Dewan Syariah Wilayah.

Surahman pun mengajak seluruh elemen bangsa untuk menjadikan kontestasi Pemilu Pileg dan Pilpres sebagai ajang berkompetisi yang menjunjung tinggi etika dan moral.

"Kami siap bekerja sama dengan ormas Islam dan ulama dari berbagai kalangan untuk mewujudkan negeri yang makmur, adil, dan sejahtera," ucapnya.

Untuk itu, Surahman menyerukan umat Islam khususnya dan seluruh elemen bangsa secara umum agar menjaga suasana yang kondusif memasuki tahun Pemilu dengan mengedepankan persaudaraan dan persatuan.

"Hindari praktik politik yang kotor," tegas Surahman.

 

Reporter: Sania Mashabi

Saksikan video menarik berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya