Temui JK, Muhammadiyah Minta Pembentukan Dewan Pengawas Terorisme

Trisno mengatakan, penanganan terorisme saat ini masih terjadi pelanggaran.

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Okt 2018, 17:47 WIB
Diterbitkan 25 Okt 2018, 17:47 WIB
Aksi Densus 88 saat Gerebek Rumah Terduga Teroris di Tangerang
Gaya Densus 88 Antiteror Mabes Polri saat penangkapan terduga teroris di Jalan Gempol Raya, Kunciran Indah, Tangerang, Banten, Rabu (16/5). Petugas tampak menenteng senjata laras panjang dan menggunakan penutup wajah. (Merdeka.com/Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla menerima kunjungan Ketua Majelis Hukum PP Muhammadiyah Trisno Raharjo di kantornya, Jalan Merdeka Utara, Jakarta Pusat. Dalam pertemuan tersebut, Trisno menyampaikan penanggulangan tindak pidana terorisme.

"Yang kami sampaikan penanggulangan tindak pidana terorisme," kata Trisno usai bertemu Jusuf Kalla di kantor Wapres, Jalan Merdeka Utara, Kamis (25/10/2018).

Trisno mengatakan, saat ini masih terjadi pelanggaran dalam penanganan terorisme. Karena itu perlu ada pengawasan. Pihaknya pun meminta dan mendorong agar DPR segera mengeluarkan peraturan untuk membentuk dewan pengawas.

"Untuk itu kami mendorong agar DPR untuk segera mengeluarkan peraturan yang membentuk dewan pengawas ini. Dimaksudkan adalah mengawasi aparat penegak hukum dalam penanganan tindak pidana terorisme," papar Trisno.

Dia menuturkan, dalam pertemuan tersebut, Wapres yang kerap disapa JK itu juga menyampaikan beberapa pendapat dan pandangannya. JK mengatakan, mengenai dewan pengawas hukum diserahkan kepada mekanisme yang ada.

"Bapak Wakil Presiden menyampaikan pandangan-pandangan beliau karena dengan penegakan hukum ya melakukan dewan pengawas itu ya sesuai dengan mekanisme yang ada untuk diharapkan nanti bisa terbentuk," ungkap Trisno.

 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Kutuk Terorisme

Wakil Presiden Jusuf Kalla menegaskan bahwa pemerintah Indonesia mengutuk keras segala bentuk tindakan terorisme. Menurut pria yang akrab disapa JK ini, terorisme merupakan ancaman bagi keamanan nasional dan internasional.

Hal ini disampaikan JK saat menghadiri KTT Asia-Eropa (ASEM) ke-12 pada sesi Retreat di S9, Gedung Europa, Brussels Jumat 19 Oktober 2018.

"Indonesia sangat mengutuk terorisme dalam segala bentuk dan manifestasinya. Karenanya, kita harus memperkuat kerjasama untuk mengatasi ancaman ini," kata JK dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu 20 Oktober 2018.

Selain itu, JK juga menekankan pentingnya mengatasi akar masalah penyebab aksi terorisme. Menurutnya, tindakan semacam itu berawal dari ketidakadilan politik, ekonomi dan sosial serta ketidakpastian.

Kondisi ini, ujar JK, secara sistematis mengikis kedaulatan suatu negara dan menghancurkan harapan suatu bangsa.

"Itu semua menghasilkan tempat berkembang biak yang sempurna bagi radikalisme dan kekerasan," terang dia.

Oleh karena itu, JK meminta kepada seluruh mitra KTT ASEM untuk meningkatkan kerjasama dalam penanganan terorisme.

"Saya percaya bahwa Konferensi tersebut adalah platform yang tepat untuk tujuan ini," kata JK.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya