MUI Imbau Para Politikus dan Tokoh Agama Tak Sampaikan Pesan Negatif

Perbedaan pendapat tidak harus diwarnai dengan saling menyerang menjelekkan, memfitnah, menyebarkan hoaks dan ujaran kebencian.

oleh Liputan6.com diperbarui 31 Des 2018, 14:35 WIB
Diterbitkan 31 Des 2018, 14:35 WIB
20161107-CMS-Stok MUI-YR4
Gedung MUI. (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Liputan6.com, Jakarta Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Zainut Tauhid mengimbau, memasuki Tahun Baru 2019, para tokoh agama, elite politik agar menahan diri dalam mengekspresikan pendapat. Terutama jelang tahun politik, dia meminta agar para politikus tidak menyampaikan pesan negatif, sehingga menimbulkan perpecahan.

"Memasuki tahun politik sekarang ini, MUI mengajak semua pihak, khususnya para pemimpin bangsa, tokoh agama, dan elite politik hendaknya bisa menahan diri dalam mengekspresikan politiknya termasuk dalam menyampaikan pernyataan pendapat agar tidak menimbulkan suasana semakin panas, tegang, dan penuh dengan kecurigaan," kata Zainut dalam keterangan tertulis yang diterima Merdeka.com, Senin (31/12).

Dia mengungkapkan, perbedaan pendapat tidak harus diwarnai dengan saling menyerang menjelekkan, memfitnah, menyebarkan hoaks dan ujaran kebencian. Sebab menurut dia, selain tidak memberikan pendidikan politik, hal tersebut juga akan menimbulkan keretakan membangun bangsa.

"Jadikanlah perbedaan aspirasi politik sebagai rahmat untuk saling menghormati dan memuliakan agar persaudaraan kebangsaan (ukhuwah wathaniyah) tetap terpelihara," ungkapnya.

Zainut juga meminta kepada semua pihak agar berpolitik dengan santun dan menggunakan norma kesopanan. Agar tidak terjadi perpecahan saat pesta demokrasi.

"Dan marilah kita menjauhi budaya politik yang penuh dengan kecurigaan (suudz-dzon), pertentangan (ta'arudl), permusuhan (tanazu') dan persaingan (tabaghut) yang tidak sehat dengan menghalalkan segala cara," katanya. 

Reporter:  Intan Umbari Prihatin

Saksikan video pilihan di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya