Liputan6.com, Jakarta - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Arief kembali mencuitkan pernyataan di akun Twitternya @AndiArief. Kali ini, dia menyebut rumahnya di Lampung digerebek.
Menurut Andi, penggerebekan tersebut dilakukan oleh dua mobil Polda Lampung. Namun, pernyataan tersebut langsung disanggah Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo. Dia mengatakan, pihaknya tidak melakukan penggerebekan.
"Enggak ada penggerebekan. Dicek setelah ramai-ramai info di media," ucap Dedi kepada Liputan6.com, Jumat (4/1/2019).
Advertisement
Kata Dedi, saat dilakukan pengecekan, ternyata itu bukan rumah milik Andi Arief. Rumah itu sudah dijual sejak tahun 2014. "Setelah dicek sama Polres, ternyata rumah tersebut bukan atas nama AA dan sudah dijual tahun 2014," pungkas Dedi.
Berikut ini fakta cuitan Andi Arief terkait penggrebekan rumahnya di Lampung yang dihimpun Liputan6.com:
Saksikan video pilihan di bawah ini:
1. Merasa Diperlakukan Seperti Teroris
Andi Arief dalam salah satu cuitan di Twitter menyatakan, bahwa dia telah diperlakukan layaknya teroris. Ini adalah cuitan pertamanya terkait dengan penggrebekannya.
"Pak Kapolri, jangan kejam terhadap rakyat. Salah saya apa. Kenapa saya hendak diperlakukan sebagai teroris. Saya akan hadir jika dipanggil dan duperlukan," tulisnya.
Â
Pak Kapolri, jangan kejam terhadap rakyat. Salah saya apa. Kenapa saya hendak diperlakukan sebagai teroris. Saya akan hadir jika dipanggil dan duperlukan.
— andi arief (@AndiArief__) January 4, 2019
Â
Advertisement
2. Menyinggung Komunis
Selain itu, Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat ini menyatakan bahwa Indonesia bukanlah negara komunis. Menurutnya, penggerebekan rumahnya itu seperti negara komunis.
"Ini bukan negara komunis. Penggeudukan rumah saya di lanpung seperti negara komunis," tulisnya lagi pada pukul 11.32 WIB.
Ini bukan negara komunis. Penggeudukan rumah saya di lanpung seperti negara komunis. Mohon hentikan Bapak Presiden.
— andi arief (@AndiArief__) January 4, 2019
Â
3. Memohon Kepada Presiden
Terakhir, Andi Arief memohon kepada presiden untuk segera menghentikan penggrebekan rumahnya. Cuitan ini merupakan twit terakhirnya terkait penggerebekan rumahnya.
"Mohon hentikan Bapak Presiden," seperti yang dikutip Liputan6.com dari akun twitter Andi Arief.
Â
Reporter: Rifqi Aufal Sutisna
Â
Advertisement