Polri Tunggu Kemenlu soal Identitas Pelaku Bom Bunuh Diri di Filipina

Serangan bom bunuh diri terjadi di sebuah gereja Katolik di Pulau Jolo, Filipina Selatan, pada 27 Januari 2019.

oleh Raden Trimutia Hatta diperbarui 02 Feb 2019, 20:48 WIB
Diterbitkan 02 Feb 2019, 20:48 WIB
Dua Bom Meledak di Gereja Filipina Selatan saat Misa Minggu
Susana pasca ledakan bom di Gereja Katolik Jolo, Filipina Selatan, Minggu (27/1). Sedikitnya 27 orang tewas dan 57 orang lainnya mengalami luka akibat dua bom meledak di dalam gereja dan tempat parkir. (Angkatan Bersenjata Filipina/HO/AFP)

Liputan6.com, Jakarta Serangan bom bunuh diri terjadi di sebuah gereja Katolik di Pulau Jolo, Filipina Selatan, pada 27 Januari 2019. Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Kombes Pol Syahar Diantono menyatakan, pihaknya belum bisa memastikan identitas pelaku adalah warga negara Indonesia (WNI) seperti disebut Menteri Dalam Negeri Filipina Eduardo Ano.

Menurut Syahar, Polri masih menunggu Kementerian Luar Negeri yang saat ini berupaya mendapatkan informasi resmi soal kasus tersebut. "Belum ada kepastian informasi resmi, menunggu dari Kemenlu," kata Kombes Pol Syahar saat dihubungi di Jakarta, Sabtu (2/2/2019).

Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri Filipina Eduardo Ano menyatakan dua pelaku serangan bom bunuh diri tersebut berasal dari Indonesia. Serangan yang dilakukan dua pelaku yang disebut pasangan tersebut mengakibatkan 22 orang meninggal dunia dan 100 orang luka-luka.

"Yang bertanggung jawab adalah pelaku bom bunuh diri asal Indonesia. Namun kelompok Abu Sayyaf yang membimbing mereka, dengan mempelajari sasaran, melakukan pemantauan rahasia dan membawa pasangan ini ke gereja," kata Ano seperti dilansir Antara.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Kelompok Teroris Abu Sayyaf

Seorang pria yang dikenal sebagai Kamah, yang sekarang menjadi tersangka dalam pengeboman itu, bertindak sebagai salah satu pemandu pasangan Indonesia. Ano menambahkan, dia memiliki sumber yang memberitahunya bahwa pengeboman itu adalah proyek kelompok teroris lokal Abu Sayyaf.

Direktur Senior Kepolisian Provinsi Sulu Pablo Labra mengatakan beberapa saksi mata menunjuk seorang pria dan wanita yang mereka percaya bertanggung jawab atas aksi teror tersebut. Sebelumnya, ISIS juga mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya