Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) segera melakukan edukasi kebencanaan, terutama ke daerah-daerah rawan bencana. Jokowi ingin pemuka agama dilibatkan dalam memberikan edukasi bencana kepada masyarakat.
"Tahun ini harus dimulai edukasi kebencanaan baik di masyarakat, sekolah-sekolah terutama daerah yang rawan bencana sampai ke tingkat masyarakat. Sekolah-sekolah gunakan, masyarakat lewat pemuka agama gunakan," kata Jokowi dalam rakornas BNPB se-Indonesia di Jatim Expo Surabaya Jawa Timur, Sabtu 2 Februari 2018.
Baca Juga
Jokowi meminta agar BNPB memasang papan-papan peringatan serta rute-rute evakuasi. Dengan begitu, masyarakat dapat dengan cepat menyelematkan diri apabila terjadi bencana.
Advertisement
"Jangan kalau ada bencana ada yang lari ke timur, barat, dan utara. Harus jelas rute evakuasi itu menuju ke mana. Segera ini dikerjakan," tegasnya.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mencotohkan masyarakat Jepang saat menghadapi bencana. Menurut dia, masyarakat Jepang tak panik apabila diguncang gempa. Mereka akan tetap melakukan aktivitas sebelum sirene tanda tsunami berbunyi.
"Saya melihat video di Jepang misalnya, masyarakat baru makan ada gempa. Tetap makan, tidak panik. Tapi begitu tanda sirene sudah nguing-nguing, baru lari tetapi rutenya juga jelas. Ke arah mana jelas. Hal-hal seperti ini yang harus mulai kita kerjakan," jelas Jokowi.
Dia juga meminta BNPB untuk melakukan simulasi penanganan bencana secara berkala dan teratur. Jokowi ingin masyatakat Indonesia siap saat bencana alam datang secara tiba-tiba.
"Meskipun bencana itu bukan hanya gempa, tsunami, dan tanah longsor, tetapi memang yang paling banyak menelan korban adalah di gempa bumi dan tsunami," ujarnya.
Jokowi menegaskan apabila ada kejadian bencana maka otomatis yang akan menjadi komandan satgas darurat adalah Gubernur. Kemudian, Pangdam dan Kapolda akan menjadi Wakil Komandan Satgas.
"Jangan dikit-dikit naik ke pusat," ucap Jokowi.
Â