Pangdam: 600 TNI Disebar di Sepanjang Jalur Trans Papua 

Pemerintah akan tetap melanjutkan pembangunan jalur Trans Papua sampai selesai.

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Mar 2019, 07:14 WIB
Diterbitkan 06 Mar 2019, 07:14 WIB
Jalan Trans Papua (Foto: Dok Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR)
Jalan Trans Papua ruas Wamena-Elelim (Foto: Dok Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR)

Liputan6.com, Jakarta - Panglima Kodam (Pangdam) XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Yosua Pandit Sembiring mengatakan, 600 prajurit TNI akan disebar di sepanjang jalan trans Papua antara Wamena hingga Mumugu.

"Di sepanjang jalur pembangunan trans Papua Wamena-Mumugu, khususnya dalam pembangunan jembatan," katanya di Kota Jayapura, Papua, Selasa 5 Maret 2019.

Seperti dilansir Antara, Yosua menyatakan teknis pelaksanaan pembangunan akan dilanjutkan oleh satuan zeni konstruksi (zikon) TNI AD, sedangkan tenaga ahli tetap dari PT Istaka Karya dan PT Brantas Adibraya.

"Untuk tenaga ahlinya tetap dari perusahaanya. Dan ini kami mau sampaikan bahwa dalam kasus di Nduga, negara tidak boleh mundur hanya karena adanya teror dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab,"tegasnya.

Negara, tambahnya akan tetap melanjutkan pembangunan sampai selesai, karena hal ini demi untuk kemaslahatan dan kesejahteraan seluruh rakyat Papua.

"Ini demi memajukan Papua, agar sama dengan daerah lainnya di Indonesia," ujarnya

Nduga Kondusif

Ketika ditanya apakah rakyat tidak trauma atas kehadiran prajurit TNI di Kabupaten Nduga, Pangdam menyebutkan bahwa situasi di Nduga saat ini kondusif.

"Rakyat yang mengungsi akibat insiden pembantaian terhadap karyawan PT Istaka Karya pada awal Desember 2018 sudah mulai kembali ke kampung dan menjalani kehidupan sosial dan ekonomi secara normal," katanya.

Bahkan mereka, ungkap dia diamankan oleh aparat TNI dan Polri serta mendapatkan bantuan sembilan bahan makanan pokok dan layanan kesehatan baik dari aparat keamanan maupun dari pemerintah daerah setempat.

"Rakyat justru trauma terhadap tindakan kekerasan oleh KKSB, bukan kepada TNI. Anda bisa membayangkan bagaimana rakyat sipil diikat tangannya dari belakang, dikumpulkan jadi satu kemudian ditembak dan dibantai secara sadis tanpa prikemanusiaan," lanjutnya.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya