Liputan6.com, Jakarta - Ketua Bidang Advokasi dan Hukum DPP Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean menyatakan berhenti mendukung pasangan capres cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Hal itu dilakukan Ferdinand Hutahaean lantaran dirinya tidak terima bully-an terhadap partainya yang menyasar kepada istri Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY.
Baca Juga
Padahal, saat ini, istri SBY, Ani Yudhoyono tengah berjuang melawan penyakit kanker darah yang dideritanya di rumah sakit di Singapura.
Advertisement
Mundurnya Ferdinand Hutahaean disampaikan melalui cuitannya di sosial media Twitter @FerdinandHaean2 pada Minggu, 19 Mei 2019.
Meski begitu, Partai Demokrat menegaskan, mundurnya Ferdinand tidak lagi mendukung Prabowo-Sandiaga bukan atas nama partai.
Berikut deretan fakta mundurnya Ferdinand Hutahaean mendukung pasangan Prabowo-Sandiaga dihimpun Liputan6.com:
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
1. Tak Terima Ani Yudhoyono Dibully
Ketua Bidang Advokasi dan Hukum DPP Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean menyatakan berhenti mendukung pasangan capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Keputusan itu diambil Ferdinand setelah Ani Yudhoyono di-bully di media sosial.
"Pagi ini, sy menemukan bullyan yg sgt tdk berperi kemanusiaan dr buzzer setan gundul yg mengolok Ibunda Ani yg sedang sakit. Sikap itu sangat BRUTAL. Atas perilaku brutal buzzer setan gundul itu, saya FERDINAND HUTAHAEAN, saat ini menyatakan BERHENTI MENDUKUNG PRABOWO SANDI," cuit Ferdinand di akun Twitternya @FerdinandHaean2, Minggu, 19 Mei 2019.
Â
Advertisement
2. Melalui Media Sosial Twitter
Setidaknya ada empat cuitan Ferdinand Hutahaean melalui akun media sosial Twitter terkait buzzer setan gundul yang disebut telah merundung istri Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY itu.
Namun Ferdinand tidak menyebut akun buzzer yang dimaksud. Dia pun menyatakan perang terhadap buzzer setan gundul yang dimaksud.
Ferdinand memperingatkan semua pihak tak menyerang Ani Yudhoyono yang kini tengah berjuang melawan penyakitnya di rumah sakit Singapura.
"Saya sudah niatkan hati untuk terus bersama bahkan sudah nyatakan akan ikut tanggal 22. Tapi perilaku idiot buzzer setan gundul yang punya hidden agenda dan kelakuan brutalnya membully Ibunda kami yang justru seharusnya didoakan, mk saya batalkan semua niat saya..!!" ucap Ferdinand di Twitter.
Â
3. Atas Nama Pribadi
Dikonfirmasi melalui pesan singkat, Ferdinand Hutahaean rupanya membenarkan cuitan tersebut ia tulis sendiri. Sikap tersebut ia pilih sebagai bentuk kekecewaannya terhadap buzzer yang merundung Ani Yudhoyono.
Ferdinand menduga aksi perundungan terhadap mantan ibu negara itu dilakukan oleh buzzer pendukung Prabowo-Sandi.
"Ya, saya akan berhenti dukung karena pendukung 02 tidak mengenal perikemanusiaan," kata Ferdinand saat dikonfirmasi wartawan.
Ferdinand menegaskan, keputusan berhenti mendukung Prabowo-Sandi tersebut dibuat atas nama pribadi, bukan Partai Demokrat.
Â
Advertisement
4. Demokrat Tetap Bersama 02
Sekjen Partai Demokrat Hinca Panjaitan mengungkapkan, partainya tetap berada dalam koalisi Indonesia Adil dan Makmur.
Namun ia menegaskan, koalisi partai yang mendukung pasangan capres cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno itu akan berakhir seiring pengumuman hasil Pemilu serentak 2019, yakni pada 22 Mei 2019.
"Saat ini saya luruskan, Demokrat tetap bersama 02, sampai nanti tanggal 22 Mei," kata Hinca seperti dilansir dari Antara, Senin (20/5/2019).
Pernyataan Hinca menanggapi kicauan kader Demokrat Ferdinand Hutahaean yang menyatakan tidak lagi mendukung Prabowo-Sandi setelah adanya buzzer di medsos yang melakukan perundungan terhadap istri Susilo Bambang Yudhoyono, Ani Yudhoyono.
Hinca mengatakan, Demokrat bisa memahami perasaan Ferdinand. Namun, Demokrat secara organisasi akan menuntaskan koalisi dengan partai politik pendukung Prabowo-Sandi hingga peluit pertandingan selesai ditiup.
"Kenapa 22 Mei, karena koalisi partai politik ini memang dimaksudkan untuk capres, nah peluit terakhir ditiupkan oleh wasit dalam hal ini KPU itu nanti tanggal 22. Nah, kalau sudah ditiup peluit, pertandingan berakhir, ya berakhir," kata Hinca.
Mengenai koalisi ke depan, Hinca menyatakan, hal itu menjadi kedaulatan masing-masing partai politik. Ia menegaskan, koalisi parpol selama pencapresan bukan koalisi seumur hidup.
"Bagi Demokrat, menyentuh garis finish koalisi harus kami tuntaskan dengan konsisten sampai 22 Mei itu," kata dia.
Â
5. Ucapan Terima Kasih Sandiaga
Cawapres nomor urut 02 Sandiaga Salahuddin Uno pun angkat bicara. Ia mengucapkan rasa terima kasih terhadap Ferdinand yang dianggap telah banyak berjuang untuknya dan Prabowo.
"Saya sendiri belum sempet ngomong langsung sama beliau, tapi percayalah bahwa kami memuliakan Bu Ani sebagai ibu negara dan kami mendoakan kesehatan Bu Ani," kata Sandiaga di Masjid Jami Al Hikmah, Jakarta Selatan, Minggu 19 Mei 2019.
Selama mendukung Prabowo-Sandiaga, dia mengaku, Ferdinand telah memberikan banyak masukan dan motivasi.
"Pak Ferdinand banyak dari memberi masukan memberikan motivasi semangat saya sangat mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih," ujar Sandiaga.
Selain itu, apa yang menimpa Ani Yudhoyono saat ini. Sandiaga ingin agar masyarakat Indonesia ikut mendoakan Ani untuk cepat sembuh.
"Sekarang fokus daripada Pak SBY dan keluarganya tentunya bersama-sama rakyat Indonesia di bulan suci Ramadan yang mendoakan pemulihan Bu Ani," pungkasnya.
Advertisement