3 Hal tentang Gunung Sinabung di Tanah Karo yang Kembali Erupsi

BNPB juga menjelaskan bahwa saat ini Gunung Sinabung masih berada pada status siaga atau beraada pada level III.

oleh Maria Flora diperbarui 10 Jun 2019, 20:02 WIB
Diterbitkan 10 Jun 2019, 20:02 WIB
Gunung Sinabung Kembali Erupsi dan Keluarkan Abu Vulkanik
Foto yang diambil dan dirilis Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada 7 Mei 2019 menunjukkan aktivitas Gunung Sinabung yang kembali memuntahkan abu vulkanik tebal, saat dipantau dari wilayah Karo. (AFP Photo/Handout /BNBP)

Liputan6.com, Tanah Karo - Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara kembali mengeluarkan abu vulkanik. Selain suara gemuruh yang terdengar, lontaran abu setinggi 7.000 meter juga teramati dari atas puncak gunung, pada Minggu sore, sekitar pukul 16.28 WIB.

 

Melalui keterangan tertulisnya, Senin (10/6/2019), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut tidak ada korban jiwa pada peristiwa tersebut.

BNPB juga menjelaskan bahwa saat ini Gunung Sinabung masih berada pada status siaga atau berada pada level III. Karena itu pihaknya mengimbau masyarakat agar tidak melakukan aktivitas apapun di wilayah yang sudah direlokasi dalam radius 3 KM dari puncak gunung.

Berikut informasi terbaru Gunung Sinabung usai kembali erupsi, pada Minggu, 9 Juni 2019:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


1. Selimuti 3 Kabupaten di Aceh

Gunung Sinabung
Gunung Sinabung yang mengeluarkan abu tebal terlihat dari kota Karo, Sumatera Utara (6/4). Letusan melontarkan abu vulkanik dan material piroklastik dengan tekanan kuat berwarna abu-abu gelap hingga setinggi 5.000 meter. (AFP Photo/Anto Sembiring)

Senin pagi tadi, hujan abu vulkanik dari Gunung Sinabung telah mencapai tiga kabupaten di Serambi Makkah, yakni Aceh Tenggara, Aceh Selatan, dan Simuelue. 

Kepala Pelaksana BPBA, Ahmad Dadek mengimbau warga Aceh yang berada di dekat lokasi erupsi segera menjauh. Demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Warga juga diminta mengurangi aktivitas di luar ruangan. Paparan abu vulkanik berdampak buruk bagi kesehatan, terutama bagi yang menderita penderita infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).

"Tutup jendela pintu, perapian, ataupun tungku kayu, dan minimalkan pemanas udara atau AC (pendingin ruangan) untuk mencegah masuknya abu dan gas ke dalam rumah. Dan gunakan masker. Pakai kacamata dan percikkan air saat membersihkan," ujarnya.


2. Kolom Gunung Sinabung Setinggi 7.000 Meter

Gunung Sinabung
Penduduk desa melihat asap abu vulkanik Gunung Sinabung dari kota Karo (6/4). Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, kembali meletus, pada Jumat (6/4/2018) pukul 16.07 WIB. (AFP Photo/Anto Sembiring)

Gunung Sinabung dkembali erupsi pada Minggu, 9 Juni kemarin, sekitar pukul 16.28 WIB. Saat itu, kolom abu teramati berwarna hitam dengan intensitas tebal dan bergerak ke arah selatan.  

Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM Kasbani mengatakan, erupsi tersebut terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 120 milimeter, durasi erupsi kurang lebih 9 menit 17 detik.

Selain kolom abu, erupsi juga menimbulkan awan panas ke arah tenggara sejauh 3,5 kilometer dan ke arah selatan sejauh 3 kilometer. Suara gemuruhnya bahkan terdengar hingga ke pos pengamatan Gunung Sinabung.  


3. Status Gunung Sinabung

Gunung Sinabung Kembali Erupsi dan Keluarkan Abu Vulkanik
Gunung Sinabung yang kembali memuntahkan abu vulkanik tebal, saat dipantau dari wilayah Karo (7/5/2019). Menurut Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geolog, Gunung Sinbung saat ini berada pada level IV atau awas dengan radius tujuh kilometer untuk jarak aman. (AFP Photo/Handout /BNBP)

Status Gunung Sinabung saat ini berada pada level siaga. Untuk itu, pihak BNPB meminta masyarakat dan wisatawan diminta tidak melakukan aktivitas ke desa-desa yang direlokasi.

Atau dalam radius radial 3 km dari puncak Gunung Sinabung serta radius sektoral 5 km untuk sektor selatan-timur, dan 4 km untuk sektor timur-utara. (Repoter: Nabila)

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya