Liputan6.com, Jakarta - Direktur Jenderal Pemasyarakatan (Dirjen Pas) Sri Puguh Budi Utami menekankan jajarannya untuk terus mendorong pembinaan kemandirian kepada warga binaan, khususnya perempuan. Meskipun dalam keadaan serba keterbatasan.
"Menjadi tantangan tersendiri bagi Ditjen PAS untuk membina dan mengantarkan warga binaan menjadi terampil dan mandiri di tengah-tengah keterbatasan yang ada," kata Sri Puguh dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (22/6/2019).
Dia mencontohkan, Lapas Tangerang yang telah melaksanakan program tersebut. Lapas dengan kapasitas 250 orang itu seringkali menggelar program pemberian keahlian untuk warga binaan.
Advertisement
Kepala Lapas Perempuan Tangerang, Herlin Candrawati mengatakan, program tersebut guna memberikan kesempatan kepada warga binaan agar kemampuan dan kemandiriannya terus berkembang.
Dalam program itu, Herlin menyebut pihaknya bekerjasama dengan sejumlah elemen masyarakat. Mulai dari nirlaba hingga lembaga pendidikan.
"Pembinaan yang kami lakukan tentu tidak akan maksimal jika tidak didukung oleh masyarakat. Kami sangat percaya bahwa masyarakat merupakan bagian dari tiga pilar Sistem Pemasyarakatan dalam pembinaan warga binaan, yaitu pemerintah, warga binaan dan masyarakat," ucap Herlin.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Pameran Produk Narapidana
Sebelumnya, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) bersama Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) kembali menggelar Pameran Produk Unggulan Narapidana. Pameran yang memasuki tahun ke-7 ini dibuka secara langsung oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK).
Dalam laporannya, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, upaya untuk penumbuhan dan pengembangan wirausaha industri baru di sektor industri kecil dan menengah (IKM) bukan hanya datang dari masyarakat pada umumnya Potensi ini bahkan muncul dari warga binaan lapas yang juga memiliki keterampilan dalam menghasilkan produk kreatif dan berdaya saing.
"Pemerintah terus berupaya memberikan citra positif terhadap pembinaan narapidana di lapas, sehingga masyarakat di luar dapat melihat secara nyata bahwa lapas bukanlah lembaga yang membelenggu kreativitas para narapidana," ujar dia pembukaan Pameran Produk Unggulan Narapidana 2019 di Kantor Kemenperin, Jakarta, Selasa 26 Maret 2019.
Menurut dia, lapas merupakan lembaga yang turut berperan aktif dalam membangun karakter sekaligus meningkatkan keterampilan narapidana sehingga mereka memiliki bekal yang baru di tengah masyarakat, misalnya sebagai wirausaha.
"Indonesia membutuhkan sedikitnya 4 juta wirausaha baru untuk turut mendorong penguatan struktur ekonomi. Sebab, saat ini rasio wirausaha di dalam negeri masih sekitar 3,1 persen dari total populasi penduduk," kata dia.
Airlangga menjelaskan, meskipun rasio wirausaha di Indonesia sudah melampaui standar internasional, yakni sebesar 2 persen, Indonesa perlu menggenjot lagi untuk mengejar capaian negara tetangga. Apabila dihitung populasi penduduk Indonesia 260 juta jiwa, jumlah wirausaha nasional mencapai 8,06 juta jiwa.
Advertisement