Liputan6.com, Jakarta - Utak-atik kursi pimpinan MPR RI terus diwacanakan. Tawaran paket, alasan jalan tengah, jumlah kursi terbanyak, sampai menjaga keseimbangan jadi wacana yang mengemuka saat ini.
Ketua Fraksi Partai Gerindra MPR RI, Fary Djemi Francis mengatakan, sejarah telah memberikan pelajaran berharga dalam membangun bangsa ke depan.
Baca Juga
Menurut dia, duduknya almarhum Taufik Kiemas pada periode 2009-2014 di kursi pimpinan MPR RI adalah wujud nyata untuk menjaga keseimbangan.
Advertisement
"Dari pengalaman, Ketua MPR diduduki oposisi untuk menjaga keseimbangan. Dan pemerintahan jalan 5 tahun meski pimpinan (MPR) oposisi. Itu pemahaman bersama," kata dia saat diskusi Empat Pilar MPR bertajuk "Musyawarah Mufakat untuk Pimpinan MPR", di Media Center Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (22/7/2019).
Malah menurut dia, dalam lingkungan internal Gerindra sudah muncul nama-nama yang dianggap mampu duduk di kursi pimpinan. Salah satunya Ahmad Muzani.
"Muzani, tapi kan ini masih obrolan di internal," ujar dia.
Sementara, saat ini pihaknya juga tengah membahas paket yang akan dimasukkan dalam perebutan kursi pimpinan. Dia pun meyakini kader Gerindra berpeluang besar menduduki jabatan ketua MPR RI.
"Komunikasi sudah berjalan. Peluang ada, nanti kita akan bangun komunikasi, Gerindra untuk menjaga keseimbangan dan memungkinkan," tuturnya.
Respons PDIP
Di lain pihak, PDI Perjuangan mengaku akan mengambil inisiatif membuka komunikasi untuk bisa menduduki kursi pimpinan MPR RI.
Menurut Hendrawan Supratikno, anggota Fraksi PDIP MPR RI, bahwa lumrah jika partainya agresif. Punya suara terbanyak jadi alasan.
"Kursi besar sayang kalau kami tidak berinisiatif. Masa pasif, nanti kan bisa diprotes juga. Wajar kok kami kan kursi terbesar," ujar dia.
Ia juga mengingatkan, parpol koalisi jangan terlalu bermanuver. Ada baiknya untuk menahan diri. Jangan seolah-olah tidak paham dan tidak tahu diri.
"Tapi soal sinyal dan isyarat kami sudah tangkap, pada dasarnya mereka tahu diri kok," kata dia.
Meski begitu, PDI Perjuangan kini juga tengah membangun komunikasi dengan beberapa Parpol.
Oleh karena itu, PDI Perjuangan juga tidak alergi jika ada tawaran atau tokoh yang disodorkan dari partai lain. Tapi yang jelas harus memiliki kapasitas untuk menyatukan.
Dia pun tidak melupakan saat almarhum Taufik Kiemas duduk di kursi pimpinan.
"Bisa juga paket dengan di luar koalisi, bisa aja. Nah seperti Demokrat saat itu bisa saja tapi kan akhirnya menyerahkan kursi pimpinan. Silakan kalau Demokrat punya sekaliber Taufik Kiemas," beber dia.
Advertisement