Pengakuan Putra Pendiri NII: Kita Terima Kondisi Buruk Akibat dari Perpecahan

Dia meminta, kepada semua pihak yang masih mencoba berseberangan untuk kembali bersatu di bawah naungan NKRI.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 13 Agu 2019, 15:33 WIB
Diterbitkan 13 Agu 2019, 15:33 WIB
Kartosoewirjo
Sarjono Kartosoewirjo, putra dari Kartosoewirjo berikrar setia kepada Pancasila di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta. (Liputan6.com/Putu Merta Surya Putra)

Liputan6.com, Jakarta - Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo atau dikenal Kartosoewirjo menjadi salah satu penggagas dan pendiri Negara Islam Indonesia (NII). Gerakan ini kemudian mengakar dan memberontak melawan pemerintah Indonesia dari 1949 hingga 1962.

Sarjono Kartosoewirjo, putra dari Kartosoewirjo mengungkapkan dirinya telah menerima kondisi yang buruk akibat dari perpecahan.

"Sekarang orang-orang yang mulai mengadakan perlawanan, apapun bentuknya itu berakibat kepada anak dan keluarganya," ucap Sarjono usai mengikrarkan setia kepada Pancasila, NKRI, UUD 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (13/8/2019).

Dia meminta, kepada semua pihak yang masih mencoba berseberangan untuk kembali bersatu di bawah naungan NKRI.

"Saya mengimbau kepada rekan-rekan untuk bersatu, bersama-sama, membangun negara ini. Sebab negara kalau rusak, bocor, ya kita sendiri yang tenggelam," kata Sarjono.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Bela Ideologi

Ikrar Setia pada Pancasila
Anak pemimpin Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) Sekarmaji Marijan Kartosuwiryo, Sarjono Kartosuwiryo mencium bendera Merah Putih saat pembacaan ikrar setia kepada Pancasila, UUD 45, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika di Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (13/8/2019). (merdeka.com/Imam Buhori)

Karenanya, masih kata dia, jika ada yang mencoba mengusik ideologi bangsa, itu sudah menjadi tanggung jawab bersama untuk membelanya.

"Kalau ada yang memecah ideologi, kitalah bagian yang harus membela ideologi ini," tukasnya.

Saat ditanya adakah anggota yang masih eksis? Dia tak menepisnya. "Saya tidak punya statistik yang real, tapi diperkirakan mungkin sekitar dua jutaan yang masih eksis. Tapi itu perkiraan kasarnya," pungkas Sarjono.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya