Pesan BJ Habibie: Setiap Manusia Harus Berbudaya dan Berpendidikan

Menurut BJ Habibie, ada tiga karakter yang juga mesti dimiliki manusia, yaitu kebudayaan, agama, serta pendidikan.

oleh Yopi Makdori diperbarui 12 Sep 2019, 06:08 WIB
Diterbitkan 12 Sep 2019, 06:08 WIB
habibie
BJ Habibie, merasa heran, bingung dan prihatin dengan pembangunanBatam yang keluar dari master plan. (foto: Liputan6.com / ajang nurdin)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden ke-3 Indonesia BJ Habibie melakukan orasi ilmiah saat peluncuran Habibie Institute for Public Policy and Governance (HIPPG) di Balai Sidang Universitas Indonesia pada Selasa, 25 Juni 2019 lalu.

Dalam orasinya, dia menilai, manusia harus mampu membuat sinergi antara pendidikan dan budaya. Manusia, kata BJ Habibie, menilai sebagai mahluk yang berbudi mesti menguasai keduanya.

"Dia (manusia) mesti kuasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Harus berpendidikan dan berbudaya. Ada orang yang pendidikan hebat tapi pembudayaan negatif. Itu dihalalkan semua (cara). Tapi ada juga orang yang pembudayaannya top, perilakunya baik, tapi tidak bisa untuk buat makanyanya keluarganya sendiri dia tidak bisa," kata Habibie dalam orasi ilmiah peluncuran HIPPG, di Balai Sidang UI, Depok.

Menurut Habibie, ada tiga karakter yang juga mesti dimiliki manusia, yaitu kebudayaan, agama, serta pendidikan.

"Saya harus jelaskan karena berkaitan dengan SDM. SDM yang menghendaki adalah SDM yang bebas. Bebas yang bertanggung jawab dan berbudaya. Kenapa kita mau bebas dan merdeka karena kita mau tingkatkan produktivitas, produktivias itu ditingkatkan dari dua elemen ini. Sedangkan output-nya iman dan takwanya meningkat," papar dia.

Acara peluncuran HIPPG bertepatan dengan hari lahir BJ Habibie dan diselenggarakan di Balai Sidang UI, Depok. Acara juga dihadiri Rektor UI Muhammad Anis dan Dekan FA UI, Eko Prasojo.

Dalam kesempatan itu, Habibie berseloroh bahwa meskipun ia berusia 83 tahun tapi jiwanya masih tetap muda.

"Saya ucapkan terima kasih atas ucapan ulang tahun. Saya bilang, usia saya 83, tapi jiwa saya 38. Saya juga minta maaf karena tidak sempat menysun paper, kemarin saya baru keluar dari rumah sakit 2 hari dirawat," ucap Habibie.

Pasca acara peluncuran HIPPG, seluruh hadir yang datang menyanyikan lagu selamat ulang tahun yang dipandu pembawa acara.

Ia pun mendapatkan ucapan selamat ulang tahun dari banyak hadirin. BJ Habibie juga mendapatkan nasi tumpeng dan segera memotongnya untuk diberikan pertama kali kepada Rektor UI.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Genap 83 Tahun

BJ Habibie Terima Kunjungan Tokoh Gerakan Suluh Kebangsaan
Presiden RI ke-3 BJ Habibie saat melakukan silaturahmi dengan sejumlah tokoh bangsa dan tokoh gerakan suluh kebangsaan di kediamannya, Jakarta, Rabu (1/5/2019). Silaturahmi membahas kemajuan dan arah masa depan bangsa Indonesia. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Presiden ke-3 Indonesia BJ Habibie hari ini, Selasa, 25 Juni 2019 genap berusia 83 tahun. Di usianya yang sudah senja, Habibie mendapatkan kado ulang tahun istimewa dari Universitas Indonesia (UI).

Di hari ulang tahunnya, Habibie mendapatkan kado berupa pembukaan Habibie Institute for Public Policy and Governance (HIPPG) yang berkolaborasi dengan The Habibie Center dan Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia (FA UI).

"Latar belakang pendirian HIPPG adalah untuk menjawab tantangan bangsa berkenan dengan pembentukan tata kelola pemerintahan Indonesia. Meski beberapa kebijakan inovatif telah dikukuhkan, namun pekerjaan rumah belum selesai, di antaranya perubahan lingkungan strategis yang dinamis, rendahnya kulititas kepemimpinan, kebijakan publik yang tidak adaptif, rendahnya akuntabilitas tata kelola pemerintahan, dan rendahnya kualitas layanan publik merupakan tantangan besar bagi terwujudnya pemerintahan yang demokratis sesuai cita-cita reformasi Indonesia," kata Kepala Humas UI Rifelly Dewi Astuti, Depok.

Dari hal itulah, kata dia, FA UI dan The Habibie Center meluncurkan HIPPG. Menurut Rifelly, HIPPG akan memiliki peran sentral sebagai institusi yang memproduksi pengetahuan sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas kebijakan dan tata kelola pemerintahan.

Selain itu, HIPPG juga memiliki peran sentral sebagai poros pengetahuan dalam proses kebijakan dan tata kelola pemerintahan. Serta sebagai institusi yang berdedikasi untuk melatih dan memberikan bantuan bagi pembuatan kebijakan dan analisis kebijakan, dan juga untuk mengadvokasi kebijakan.

"Berbagai kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat kebijakan berbasis bukti (evidence based policy), menjembatani produksi pengetahuan untuk kebijakan dan memperkuat kapabilitas pembuatan kebijakan," kata Rifelly.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya