BNPB: Karhutla Terbesar Ada di Riau, Capai 40 Ribu Hektare

Dari data yang dimiliki BNPB, kebakaran menghanguskan ribuan hektare. Terbesar terjadi di Provinsi Riau mencapai 40 ribu hektare.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Sep 2019, 13:54 WIB
Diterbitkan 14 Sep 2019, 13:54 WIB
Kepala BNPB Doni Monardo
Kepala BNPB Doni Monardo (Merdeka/Ronald)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama seluruh stakeholder terus berupaya memadamkan kebakaran hutan dan lahan yang terjadi disejumlah wilayah Indonesia. Kepala BNPB Doni Monardo mengatakan, kebakaran semakin meluas karena minimnya curah hujan.

Dari data yang dimiliki BNPB, kebakaran menghanguskan ribuan hektare lahan. Terbesar terjadi di Provinsi Riau mencapai 40 ribu hektare.

"Jumlah lahan gambut yang terbakar sangat besar. Dari data Januari hingga Agustus 2019, BNPB mencatat kebakaran pada lahan berhutan seluas 328.724 hektare. 27 persen di antaranya, atau 89.563 hektare di antaranya adalah lahan gambut. Lahan gambut yang terluas terbakar nya, itu ada di Riau. Mencapai 40 ribu hektare," kata Doni di Gedung BNPB, Jalan Pramuka, Jakarta Timur, Sabtu (14/9/2019).

Dalam menanggulangi kebakaran yang luas, BNPB telah mengerahkan 42 unit helikopter untuk memadamkan api. Namun, hal itu belum dapat memadamkan kebakaran.

"Memadamkan lahan gambut bukan hal mudah. Sudah 42 unit helikopter kita sudah dikerahkan. Belum lagi dukungan dari unsur swasta dan dari TNI dan KLHK, mungkin ada 50 unit helikopter. Ternyata itu tak menjamin gambut yang terbakar bisa padam," katanya.

Bahkan kata Doni, kebakaran yang terjadi di Sumatera Selatan telah terjadi selama satu bulan lamanya.

"Pengakuan dari salah satu officer BNPB, sudah satu bulan, di satu tempat, hingga hari ini gambutnya belum padam. Jadi inilah sebuah pekerjaan besar bagi kita semua. Ketika terjadi kebakaran, memadamkannya sangat sulit," pungkasnya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Pemerintah Daerah Kurang Peduli?

BNPB juga menyayangkan kurang pedulinya pejabat daerah terhadap kebakaran hutan di wilayahnya. Hal ini didapatkan atas laporan dari Polri-TNI di lapangan.

"Ada keluhan dari unsur TNI-Polri karena ada kurang kepedulian dari pejabat daerah. Saya tidak menyinggung siapa, tidak mungkin, tapi rata-rata pejabat atau pemimpin setingkat kabupaten-kota," kata Doni.

"Ini adalah keluhan dari unsur Komandan di lapangan," sambungnya.

Tak hanya itu, para pejabat daerah bahkan tak hadir saat rapat membahas dan cara mengatasi masalah ini. Doni menegaskan, kalau terjadi kebakaran faktor terbesar karena ulah manusia.

"Bahkan ada yang tiap ada undangan rapat tak hadir. Padahal saya bilang tadi, 99 persen penyebab kebakaran adalah manusia. 80 Persen dari lahan yang bekas terbakar ini jadi Kebon," tegasnya.

Doni menegaskan kembali, kalau Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menghubungi dirinya minta agar seluruh elemen ikut membantu mengatasi masalah kebakaran ini.

"Dan ini adalah upaya dari apa yang kita sebut pelayanan publik. Bagaimana mulai dari walkot, camat, sampai RT RW. Tentunya didukung oleh tokoh tokoh-tokoh yang ada. Kalau Sinergitas kurang maksimal, kita juga akan kesulitan, energi yang kita keluarkan semakin besar," pungkasnya.

Reporter: Ronald

Sumber: Merdeka

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya