Gedung DPR Masih Berantakan Usai Demo Mahasiswa 

Sampah plastik, styrofoam, dan bekas botol air mineral terlihat berserakan di sepanjang jalan depan gedung DPR.

oleh Fachrur Rozie diperbarui 25 Sep 2019, 09:18 WIB
Diterbitkan 25 Sep 2019, 09:18 WIB
Situasi di depan gedung DPR
Sejumlah Petugas Kebersihan Mulai Membersihkan Sampah Sisa Demonstrasi Mahasiswa di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (25/9/2019). (Foto: Fachrur Rozie/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Demonstrasi ribuan mahasiswa di depan Gedung DPR pada Selasa, 24 September 2019 berujung ricuh. Sejumlah fasilitas umum pun dirusak oleh sejumlah orang.

Pantauan Liputan6.com pada Rabu (25/9/2019) kondisi di depan gedung DPR tampak masih berantakan. Sampah plastik, styrofoam, dan bekas botol air mineral terlihat berserakan di sepanjang jalan depan gedung wakil rakyat. Selain itu, separator atau pembatas jalur transjakarta juga tampak rusak. 

Tembok pembatas Tol Dalam Kota juga penuh dengan coretan vandalisme bernada satire dan kritikan kepada pemerintah dan DPR.

Sementara, para petugas kebersihan berpakaian oranye terlihat membersihkan dan mengangkut sampah yang berserakan. Begitu juga dengan petugas Transjakarta harus berjibaku menggeser separator rusak posisi semula.

Tepat di halaman gedung DPR, sejumlah petugas kepolisian terlihat masih berjaga. Mereka juga tampak mendirikan tenda untuk beristirahat.

Saksikan video pilihan berikut ini:


Demo Mahasiswa

Polisi Tembakkan Gas Air Mata Bubarkan Demo Mahasiswa di Depan DPR
Polisi menembakkan gas air mata ke arah mahasiswa saat demonstrasi menolak pengesahan RUU KUHP dan revisi UU KPK di depan Gedung DPR, Jakarta, Selasa (24/9/2019). Mahasiswa lari tunggang langgang setelah aparat kepolisian menembakkan gas air mata. (merdeka.com/Arie Basuki)

Sebelumnya, ribuan mahasiswa menggelar unjuk rasa menolak revisi KUHP di depan Gedung DPR, Jakarta pada Selasa, 24 September 2019.

Mereka datang dengan membawa spanduk dan papan yang bertuliskan tuntutan terhadap DPR untuk membatalkan revisi KUHP dan UU KPK.

Dengan adanya aksi tersebut, Jalan Jenderal Gatot Subroto, Jakarta, tak bisa dilewati kendaraan. Belakangan, aksi berlanjut sampai dini hari tadi. 

Gelombang penolakan pun juga terjadi di sejumlah daerah, misalnya saja Medan, Bandung, Semarang, Solo, Lumajang, hingga Makassar. Para mahasiswa kompak menolak revisi KUHP dan penerapan UU KPK.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya