Ponakan Prabowo Batal Baca Doa, Anggota Fraksi Gerindra WO dari Sidang Paripurna

Ponakan Prabowo itu mengaku sakit hati atas perlakuan ini dan kenyataan di forum lembaga tertinggi negara ini.

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Sep 2019, 15:18 WIB
Diterbitkan 27 Sep 2019, 15:18 WIB
Rahayu Saraswati
Juru Bicara Prabowo dan Sandiaga Uno, Rahayu Saraswati. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Liputan6.com, Jakarta - Anggota Fraksi Partai Gerindra, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo mengungkapkan kekecewaannya karena batal bertugas membaca doa saat sidang paripurna akhir masa jabatan MPR RI 2019-2020. Keponakan dari Prabowo Subianto ini tak diperkenankan membaca doa oleh Ketua MPR Zulkifli Hasan dengan alasan gender.

Melalui keterangan tertulisnya, Sara menceritakan pada Kamis 26 September 2019, dia mendapatkan kabar dari pimpinan Fraksi MPR Partai Gerindra bahwa dia diberikan tugas untuk membacakan doa di sidang paripurna. Mendapat tugas itu dia mengaku kaget dan sangat gugup bahkan sampai badannya gemetar.

"Karena tekanan yang luar biasa menyadari bahwa ini artinya akan adanya perempuan pertama dan non-Muslim pertama yang akan membacakan doa di sidang terhormat ini," jelasnya melalui siaran pers, Jumat (27/9/2019).

Dia pun mengaku kagum dengan pimpinan Fraksi MPR Gerindra, Elnino M. Husein Mohi, yang berani mengusulkan dirinya kepada para pimpinan MPR lainnya untuk tugas baca doa ini dan akhirnya disepakati dan didukung penuh. Hal itu menurutnya cermin keadilan sosial dan Bhinneka Tunggal Ika.

Dia kemudian menuliskan doa yang akan dia panjatkan dalam forum resmi tersebut sampai dini hari. Dalam doanya dia ingin menggambarkan harapan para wakil rakyat untuk Indonesia ke depan, yang berfokus pada empat konsensus dasar negara: Pancasila, NKRI, UUD NRI 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika.

"Pagi hari setiba saya di ruang rapat, saya didatangi oleh ketua dan sekretaris fraksi yang memberikan kabar kalau Ketua MPR yang terhormat melayangkan keberatan. Saya ajukan jika beliau keberatan karena saya perempuan, silahkan anggota legislatif laki-laki Kristiani yang lain yang bacakan doa yang sudah saya tuliskan. Namun dengan demikian pun, akhir kabar, doa dihapus dari rundown acara. Doa yang menjadi bagian resmi dari sidang MPR RI," ungkapnya.

 

Sakit Hati

Rapat Paripurna DPR
Anggota dewan di antara deretan kursi kosong rapat paripurna Masa Persidangan I Tahun 2019-2020 di Kompleks MPR/DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (23/9/2019). Sebanyak 288 dari 560 anggota DPR menghadiri rapat yang beraganda pengambilan keputusan strategis terhadap enam RUU. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Dia mengaku kaget dan sakit hati mendapat perlakuan ini. Menurutnya, kejadian ini merupakan kenyataan yang dihadapi dalam forum lembaga tertinggi negara. 

"Di mana merupakan tugas kita sebagai benteng pertahanan persatuan bangsa ini, untuk membumikan empat konsensus dasar negara, justru perwakilan perempuan dan non-Muslim tidak diberikan ruang untuk membacakan doa bagi bangsa dan negara yang kita cintai ini," lanjutnya.

Saat lagu Indonesia Raya berkumandang saat pembukaan, Sara mengaku menangis. Dia dan Anggota Fraksi Gerindra lainnya memutuskan walk out

"Setelah saya jelaskan di medsos group Fraksi, para pimpinan mendukung sikap saya, dan dimulai dari Bapak Sufmi Dasco dan Bapak Heri Gunawan, lalu saya, kami jalan keluar sebagai sikap kami pada pemikiran pimpinan sidang. Air mata tak kunjung berhenti dengan setiap langkah yang saya ambil berjalan keluar dari sidang penutup masa jabatan saya sebagai Anggota MPR RI. Pertanyaan saya kepada Bapak Zulkifli Hasan yang saya hormati, apakah yang bermasalah karena saya perempuan? Atau karena saya non-Muslim?" pungkasnya.

Reporter: Hari Ariyanti

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya